“Saya pertanyakan mengapa Pomeo menyinggung isu komunis. Padahal di negara asalnya di AS, komunis sudah tidak dijadikan isu politik lagi. Ada apa?”
JERNIH – Kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo ke Indonesia menimbulkan pertanyaan sejumlah pihak. Bahkan anggota DPR RI sampai mempertanyakan pernyataan Pompeo saat di Indonesia.
Anggota Komisi I DPR Fraksi PDIP, TB Hasanuddin, mengatakan tidak sepantasnya Mike Pompeo berbicara soal isu-isu negara lain. Apalagi, sempat menyinggung isu komunis yang tengah hangat menjadi pro dan kontra di dalam negeri.
“Saya pertanyakan mengapa Pomeo menyinggung isu komunis. Padahal di negara asalnya di AS, komunis sudah tidak dijadikan isu politik lagi. Ada apa?,” ujarnya di Jakarta, Minggu (1/11/2020).
Menurut dia, melontarkan isu tanpa argumentasi yang jelas hanya akan menimbulkan keresahan di antara masyarakat Indonesia.
“Patut dipertanyakan maksud Pompeo menyinggung isu komunis itu untuk apa. Dasarnya apa?,” katanya.
Hasanuddin mengimbau agar masyarakat Indonesia tidak mudah terkecoh dengan memihak salah satu blok atau negara yang sedang berseteru.
“Indonesia konsekuen dan konsisten dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif,” ujar dia.
Sebelumnya, Menlu AS, Mike Pompeo mengungkapkan bahaya Partai Komunis Cina terhadap semua agama dalam acara GP Ansor, Kamis (29/10/2020) lalu.
Mike Pompeo menyebut Partai Komunis Cina sebagai salah satu ancaman terbesar bagi kebebasan beragama di masa depan.
Pompeo awalnya meminta kepada seluruh pemimpin agama untuk terus membela hak asasi manusia dalam hal kebebasan beragama. Sebab, ada pemerintahan di dunia ini yang melakukan pelanggaran terhadap hak-hak tersebut.
Ia mencontohkan, pelanggaran yang dilakukan militer Myanmar terhadap etnis Rohingya dan pemerintah Iran terhadap para kelompok minoritas di negara tersebut.
Meski demikian, Pompeo menegaskan bahwa ancaman terbesar terhadap kebebasan beragama dari semua itu datang dari Partai Komunis Cina.
“Tapi fakta ancaman paling besar terhadap kebebasan beragama adalah tekanan Partai Komunis Cina terhadap semua orang dari kelompok agama,” kata Pompeo.
Pompeo menilai Partai Komunis Cina yang berlandaskan ateisme telah menekan semua golongan masyarakat dari agama apapun selama ini baik Islam, Kristen, Buddha, dan agama lainnya.
Ia mencontohkan Partai Komunis Cina ingin meyakinkan kepada dunia, tindakan brutal yang dilakukan terhadap Muslim Uighur di Xinjiang, merupakan langkah anti-terorisme dan pengentasan kemiskinan.
“Tapi kita semua tahu, bahwa tidak ada penanggulangan terorisme yang membenarkan dan memaksa Muslim di Uighur yang memakan babi selama Bulan Ramadan,” kata dia. [Fan]