Site icon Jernih.co

Michael Jordan Donasikan 100 Juta Dolar AS untuk Perjuangan Kesetaraan Ras

Washington — Legenda NBA Michael Jordan mengumumkan akan menyumbang 100 juta dolar AS, atau Rp 1,4 triliun, kepada organisasi yang memperjuangkan kesetaraan ras.

Kepada media, Michael Jordan mengatakan Jordan Brand — divisi sepatu dan pakaian Nike — akan menyumbangkan dana itu untuk sepuluh tahun ke depan. Tujuannya, memastikan kesetaraan ras, keadilan sosial, dan akses lebih besar bagi semua ras ke bidang pendidikan.

“Hitam itu penting,” ujar pemilik klub basket Charlotte Hornets dalam pernyataannya. “Ini bukan pernyataan kontroversial.”

Menurut Jordan, rasisme yang mendarah daging memungkinkan institusi negara gagal memberantas sepenuhnya. Ia juga mengemukakan komitmennya untuk melindungi dan meningkatkan kehidupan orang kulit hitam.

“Jordan Brand adalah kita. Komunitas kulit hitam. Jordan Brand lebih dari satu pria, tapi keluarga,” katanya.

Jordan Brand, masih menurut Michael Jordan, mewakili keluarga yang bangga mengatasi rintangan, berjuang melawan diskriminasi di seluruh dunia. Bekerja setiap hari untuk menghapus noda rasisme dan ketidak-adilan.

“Keinginan, pekerjaan, keunggulan yang dunia ketahui asat ini adalah hasil dari satu ke lain generasi, yang mewariskan impian ke generasi berikut,” ujarnya.

Keputusan Michael Jordan mendonasikan 100 juta dolar AS muncul beberapa hari setelah bergabung dengan ribuan orang AS yang marah dan frustrasi atas kematian George Floyd, 25 Mei di Minneapolis.

“Saya sedih. Benar-benar sedih dan marah,” katanya tentang kematian Floyd.

“Saya merasakan betapa sakit dan frustrasi semua orang kulit hitam atas peristiwa itu,” lanjutnya. “Saya mendukung orang-orang yang menyerukan perlawanan terhadap rasisme dan kekerasan terhadap kulit berwarna.”

Floyd tewas pada 25 Mei, setelah perwira polisi kulit putih Derek Chauvin menekan tumit ke lehernya selama delapan menit 46 detik. Floyd saat terborgol.

Saat Chauvin mengangkat tumitnya, Floyd terengah-engah di trotoir dan mengatakan tak bisa bernafas. Floyd tewas.

Tiga polisi lainnya; Thomas Lane J Alexander Kueng dan Tou Thao, juga didakwa membantu dan bersekongkol yang menyebabkan kematian Floyd.

Kematian Floyd memicu kemarahan warga kulit hitam di sekujur AS. Massa yang marah merusak, menjarah, dan menyerang polisi secara brutal.

Selebriti Hollywood, musisi, dan politisi, hadir dalam upacara peringatan Floyd, Kamis lalu.

Reverend Al Sharpton, pemimpin hak-hak sipil, mengatakan dalam pidatonya; “Sudah waktuya bagi orang kulit hitam untuk mengatakan; Lepaskan lututmu.”

“Kisah George Floyd adalah cerita orang kulit hitam. Sejak 401 tahun lalu kami tidak pernah bisa menjadi yang kami inginkan dan impikan, karena lutut Anda tetap di leher,” kata Sharpton.

Menurutnya, apa yang terjadi pada Floyd juga terjadi pada kulit hitam lainnya di AS setiap hari; di bidang pendidikan, pelayanan kesehatan, dan di setiap sendi kehidupan sosial AS.

“Sudah waktunya kita berdiri bersama George Floyd, dan berkata; Lepaskan lututmu,” ujarnya.

Exit mobile version