Site icon Jernih.co

Mulai November, Muslimah Perawat di Singapura Boleh Kenakan Hijab

JERNIH — PM Singapura Lee Hsien Loong, Minggu 29 Agustus, mengatakan akan mengijinkan Muslimah perawat di sektor layanan publik mengenakan hijab seragam jika menginginkannya.

“Komunitas Muslim secara umum memahami dan menerima sikap pemerintah mengenai hal ini, tapi kebijakan tentang ras dan agama harus disesuaikan dari waktu ke waktu,” kata PM Lee saat berpidato dalam Bahasa Inggris. seperti dikutip The Strait Times.

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan kebijakan yang direvisi ini akan berlaku bagi 7.000 staf mulai November 2021.

PM Lee mengakui betapa mengenakan hijab menjadi semakin penting bagi komunitas Muslimah. Itu mencerminkan kecenderungan umum dari religiusitas yang kuat dalam Islam di seluruh dunia.

“Hijab telah menjadi bagian penting bagi iman Muslimah,” kata PM Lee. “Selama beberapa dekade terakhir, banyak Muslimah mengenakan tutup kepala, di lingkungan sosial, atau di tempat kerja.”

PM Lee mengatakan tahun 2014, saat muncul diskusi intens tentang hijab, pemerintah Singapura mengadakan pertemuan tertutup dengan pemimpin Muslim. Saat itu pemimpin Muslim menjelaskan mengapa hijab penting bagi masyarakat, dan Muslimah berharap pemerintah mengijinkan hijab.

“Jawaban saat itu adalah saya memahami betapa kuat perasaan mereka, tapi pemerintah juga punya perspektif lain,” kata PM Lee.

Dalam kasus sekolah, semua siswa mengenakan seragam sama; terlepas latar belakang keuangan, ras, dan agama, karena ada kebutuhan untuk menekankan kesamaan dan meminimalkan perbedaan, agar semua dapat membangun ikatan di tahun-tahun awal yang membentuk sikap mereka.

Untuk Angkatan Bersenjata (SAF), Singapura mempertahankan status quo karena prajurit adalah senjata ngara yang tidak memihak. Prajurit harus sekuler dan menegakan hukum.

“Mereka harus selalu terlihat melakukannya tanpa rasa takut atau senang,” kata PM Lee. “Jadi, semua orang harus mengenakan seragam sama.”

Khsus perawat, PM Lee melihat bebera staf tak berseragam juga mengenakan hijab dan hubungan dengan rekan kerja dan pasien baik-baik saja.

“Anak muda Singapura juga menerima perbedaan ras dan agama,” kata PM Lee.

Exit mobile version