Usia penantian nan panjang terbayarkan. Muse tidak pernah berubah, terus membakar venue di mana saja. Ancol adalah saksinya. Tiket antara 1,5 juta perak hingga Rp 3 juta pun ludes bak kacang goreng.
JERNIH – Setelah 18 tahun absen dari panggung Indonesia, band rock asal Inggris Muse akhirnya kembali membakar semangat ribuan penggemar di Jakarta. Konser bertajuk Muse: Live in Jakarta yang digelar pada Jumat malam, 19 September 2025, di Pantai Carnaval Ancol, Jakarta Utara, menjadi momen epik yang tak terlupakan.
Dengan setlist yang penuh kejutan, visual spektakuler, dan interaksi hangat dengan penonton, acara ini berhasil menyatukan generasi penggemar Muse dari berbagai usia. Apakah konser ini sukses besar? Jawabannya jelas ya – tiket sold out dalam hitungan jam, dan respons positif membanjiri media sosial hingga pagi ini.

Muse, trio rock legendaris yang terdiri dari Matt Bellamy (vokal/gitar), Chris Wolstenholme (bass), dan Dominic Howard (drum), terakhir kali tampil di Indonesia pada 2007 di acara Java Rockin’land. Penantian panjang ini akhirnya terbayar dengan tur Asia 2025 mereka, yang menjadikan Jakarta sebagai salah satu pit stop utama. Promotor lokal Ravel Entertainment menggelar konser ini sebagai bagian dari rangkaian tur global yang mendukung album terbaru mereka, Will of the People (2022), meski setlist malam itu lebih condong ke klasik ikonik.
Tiket mulai dijual pada Juni 2025 dengan harga mulai Rp1,5 juta untuk kategori festival hingga Rp3 juta untuk CAT 1. Tak heran jika tiket habis dalam waktu kurang dari 24 jam, menandakan antusiasme tinggi dari komunitas Muse di Indonesia. Venue Pantai Carnaval Ancol dipilih karena kapasitasnya yang luas (sekitar 20.000 penonton) dan suasana pantai yang cocok untuk produksi panggung megah Muse, lengkap dengan laser, proyeksi hologram, dan efek piroteknik.
Malam itu dimulai pukul 20.00 WIB dengan pembukaan dramatis: layar LED raksasa menampilkan visual dystopian yang mencerminkan tema lagu-lagu Muse tentang pemberontakan dan ketahanan. Matt Bellamy langsung menyapa penonton dengan riff gitar ganas pada Unravelling, lagu baru dari album mendatang, yang langsung memicu sorak-sorai massal. Energi panggung Muse tak pernah pudar – bass Chris yang menggelegar, drum Dominic yang brutal, dan vokal Bellamy yang melengking seperti sirene perang membuat seluruh venue bergetar.
Highlight keseruan termasuk segmen Simulation Theory Theme yang diselingi sampel pidato JFK, diikuti transisi mulus ke Won’t Stand Down dengan koreografi penari latar yang sinkron. Penonton tak henti bernyanyi dan melompat, terutama saat Hysteria dan Stockholm Syndrome – dua lagu yang sering disebut sebagai “anthem pemberontak” Muse. Efek visual seperti hujan laser merah dan kabut asap menambah nuansa apokaliptik, sementara interlude piano Bellamy di Resistance memberikan momen emosional yang kontras dengan kekacauan rock sebelumnya.
Tak ketinggalan, penampilan Knight of Cydonia dengan solo gitar panjang Bellamy yang membuat penonton histeris, dan penutup Starlight yang penuh harapan, di mana Bellamy berlutut sambil bernyanyi, seolah merangkul seluruh kerumunan. Durasi konser sekitar 2 jam, dengan encore yang tak terduga termasuk Supermassive Black Hole dan Time Is Running Out. Secara keseluruhan, ini bukan sekadar konser, tapi pesta rock yang merayakan loyalitas penggemar.
Penonton Jakarta menyambut Muse dengan sambutan gila-gilaan. “JAKARTA, YOU WERE INSANE!” tulis akun resmi Ravel Entertainment di Instagram, mencerminkan euforia yang dirasakan band. Matt Bellamy sempat berhenti di tengah Starlight untuk berkata, “Indonesia, kalian luar biasa! Ini malam terbaik di tur kami!” – kata-kata yang langsung viral di X (Twitter).
Di media sosial, reaksi penonton membanjiri: “18 tahun nunggu, worth it banget! Menangis pas Starlight,” tulis @chrnisaw, yang berbagi foto dirinya berlinang air mata.
“Setlist-nya lagu favorit semua, Resistance dan Undisclosed Desires? Gila!” seru @nunadina. Video fan-cam Hysteria dan Plug In Baby ditonton jutaan kali, dengan komentar seperti “Fireeee!!!” dari @kodokkataktak. Bahkan, thread POV dari CAT 1 oleh @marmutenthusias mendetailkan bagaimana seluruh venue bergoyang seperti satu kesatuan.
Muse sendiri tampak terharu. Di X, Bellamy retweet video penonton menyanyikan Knights of Cydonia secara akapela, dengan caption “Jakarta forever.” Ini menunjukkan betapa konser ini bukan hanya hiburan, tapi ada ikatan emosional yang dalam.(*)