JERNIH – Sebuah strain ‘mutan’ baru dari virus corona yang telah tersebar di Inggris dan diperkirakan memicu peningkatan pesat kasus Covid-19 di London dan bagian Tenggara Inggris muncul tiba-tiba entah dari mana.
Para ahli percaya peningkatan prevalensi Covid-19 di beberapa wilayah mungkin terkait dengan mutasi yang terdeteksi pada strain tersebut. Profesor Nick Loman, dari Institute of Microbiology and Infection di University of Birmingham, anggota konsorsium Covid-19 Genomics UK (COG-UK) mengatakan, sebenarnya ada 17 perubahan yang akan mempengaruhi struktur protein dalam beberapa hal. Sehingga dapat membedakan varian ini dengan varian lain yang banyak beredar.
“Mengejutkan. Ada cabang yang sangat panjang kembali ke nenek moyang virus yang sama dan itu masalah yang perlu diketahui mengapa bisa demikian. Menariknya, tidak ada indikasi strain tersebut telah berkembang di negara lain. Itu muncul begitu saja,” katanya seperti dikutip Express UK, Kamis (17/12/2020).
Ia memaparkan, ada jarak yang panjang antara kasus pertama yang pada perkembangan penyebab penyakit ini. “Ada sangat sedikit contoh varian ini di negara lain saat ini. Tapi ini benar-benar semacam fenomena Inggris,” tambahnya.
Menteri Kesehatan Matt Hancock menyebutkan strain baru di House of Commons minggu ini. Banyak perubahan terkait dengan protein lonjakan virus, yang memungkinkannya menempel pada sel manusia dan menyebabkan penyakit.
Perubahan itu penting karena sebagian besar vaksin Covid-19 menargetkan protein ini, sementara ada kekhawatiran terpisah bahwa penggantian dapat mencegah orang menjadi kebal yang sebelumnya telah terinfeksi oleh jenis lain.
Namun demikian, Dr Amesh Adalja, seorang sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, mengatakan “Ini adalah sesuatu yang harus dipantau. Ini bukan masalah utama sekarang. Semua virus bermutasi.”
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kemarin, COG-UK mengatakan upaya sedang dilakukan untuk mengkonfirmasi apakah salah satu mutasi ini berkontribusi pada peningkatan penularan atau tidak. Menurutnya, saat ini tidak ada bukti bahwa varian ini (atau penelitian lainnya hingga saat ini) berdampak pada keparahan penyakit, atau akan membuat vaksin menjadi kurang efektif, meskipun kedua pertanyaan tersebut memerlukan penelitian lebih lanjut yang dilakukan dengan cepat.
“Kami akan memberikan pembaruan lebih lanjut saat penyelidikan kami dilanjutkan,” tambahnya. COG-UK menjelaskan, telah mengembangkan ringkasan laporan mutasi yang akan dirilis secara online setiap minggu sebagai pendamping laporan cakupan. Prototipe pertama akan dirilis pada 18 Desember waktu setempat. [*]