Site icon Jernih.co

Palestina Rilis Dokumen 649 Halaman Berisi Nama-nama Korban Genosida Israel

JERNIH — Kementerian Kesehatan Palestina, Minggu 15 September, merilis dokumen setebal 649 berisi nama, usia, jenis kelamin, dan nomor identitas, warga Palestina yang menjadi korban genosida Israel dalam 11 bulan terakhir.

Jumlah korban seluruhnya 42.206, tapi dokumen baru bisa menampilkan 34 ribu nama. Seluruh korban yang terdokumentasi adalah mereka yang tewas sampai 31 Agustus.

New Arab memberitakan 14 halaman pertama dokumen itu menampilkan nama-nama bayi di bawah satu tahun. Sebelas halaman terakhir berisi nama-nama penduduk berusia 77 sampai 101 tahun — atau sebelum negara Israel berdiri.

Kementerian Kesehatan Palestina mengklarifikasi bahwa 60 persen dari seluruh mereka yang terbunuh, kini berjumlah 42.206, adalah wanita, anak-anak, dan lansia. Sisanya adalah warga sipil tidak bersenjata.

Rincian statistik menyatakan 11.355 anak-anak terbunuh, setara dengan sepertiga dari jumlah korban tewas. Sebanyak 13.737 pria, atau 40 persen dari total korban tewas, mayoritas berusia 18-30 tahun.

Hanya 15 rumah sakit di Gaza yang beroperasi sebagian, 23 lainnya tidak berfungsi sama sekali karena terus dibom Israel. Sedikitnya 130 ambulans rusak.

Tidak hanya mencatat korban tewas, Kementerian Kesehatan Palestina juga membukukan 67.433 korban luka. Seperti jumlah korban tewas, angka pasti korban terluka juga masih belum jelas.

Oktober adalah bulan paling mematikan bagi anak-anak dan wanita Palestina. Sedangkan bulan Maret sampai Agustus adalah yang paling mematikan bagi pria.

Perang Israel-Hamas di Gaza menghancurkan sekujur wilayah, menjerumuskan penduduk ke dalam krisis kemanusiaan paling memilukan, dengan penyakit dan kelaparan merajalela.

Pengeboman tidak menyisakan satu bagian pun di Gaza yang tidak tersentuh, dengan warga Pelestina di mana pun — di penampungan PBB, sekolah, dan rumah sakit — menjadi sasaran pemboman.

Pada 15 Oktober, Kementerian Kesehatan Palestina mengeluarkan pernyataan bahwa 47 keluarga — terdiri dari 500 warga sipil — terhapus dari catatan berdasarkan laporan rumah sakit di Gaza.

Agnes Callamard, sekretaris jenderal Amnesty International, mengatakan kepada Time; “Ada alasan kuat untuk percaya jumlah sebenarnya bisa lebih tinggi.”

Exit mobile version