Site icon Jernih.co

Paus Fransiskus: Saya Minta Bertemu Vladimir Putin, tapi Moskwa Diam

JERNIH — Paus Fransiskus meminta pertemuan tatap muka dengan Presiden Vladimir Putin untuk memberi penjelasan masuk akal akan pentingnya mengakhiri perang di Ukraina, tapi Moskwa diam.

Berbicara kepada Corriere Della Sera, pemimpin Gereja Katolik berusia 85 tahun itu mengatakan permintaan disampaikan melalui diplomat Vatikan, tapi tidak ada jawaban.

Dua pekan lalu, Paus Fransiskus bertemu PM Hongaria Viktor Orban, sekutu utama Putin di Uni Eropa, dan diberitahu bahwa Rusia punya rencana yang akan berakhir pada 9 Mei — mengacu pada peringatan pembebasan Rusia dari penduduka Jerman pada Perang Dunia II..

Paus Fransiskus menyampaikan kepada Putin bahwa dia bersedia berkunjung ke Moskwa untuk berbicara. “Tapi kami belum menerima tanggapan dan kami masih bersikeras,” kata Paus Fransiskus seperti dikutip Corriere Della Sera.

Menurut Paus Fransiskus, dirinya khawatir Putin tidak dapat, atau tidak ingin bertemu saat ini. Tapi, lanjutnya, bagaimana Anda membiarkan begitu banyak kebrutalan.

Paus Fransiskus mengutuk agresi Rusia ke Ukraina, dan menyebutnya tidak dapat dibenarkan. Ia juga meratapi kekejaman terhadap warga sipil, tapi menahan diri untuk tidak secara resmi menuding Rusia dan Putin.

Mengenai perjalanannya ke Kyiv, Paus Fransiskus mengatakan tidak akan pergi ke ibu kota Ukraina saat ini. Bulan lalu, Paus Fransiskus mengatakan pergi ke Ukraina adalah sebuah kemungkinan.

“Pertama, saya harus pergi ke Moskwa. Saya harus bertemu Putin, dan melakukan apa yang saya bisa,” kata Paus Fransiskus. “Itu pun jika Putin membuka pintu.”

Perang di Ukraina merenggangkan hubungan Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Rusia. “Ketika berbicara 40 menit lewat konferensi video, Patriark Kirill — pemimpin Gereja Orotodoks Rusia — menghabiskan setengah waktu pertemuan untuk membaca selembar kertas berisi semua alasan untuk perang,” kata Paus Fransiskus.

Patriark Kirill adalah pendukung perang. Paus Fransiskus sebaliknya. Padaha, Perang di Ukraina menyebabkan perpecahan di antara umat Kristen Ortodoks di seluruh dunia.

Menurut Daily Mail, Kirill melihat perang sebagai benteng melawan dekaden Barat, terutama penerimaan terhadap homoseksual. Semua itu, menurut Kirill, mengancam visi Russky Mir (Damai Rusia) yang mencakup Belarusia dan Ukraina.

“Saya dan Kirill adalah pendeta umat Tuhan yang sama,” kata Paus Fransiskus. “Itulah sebab kita harus mencari jalan damai, menghentikan perang.”

Paus Fransiskus melanjutkan; “Patriark Kirill tidak bisa menjadi duta altar Putin.”

Exit mobile version