- Penduduk dari desa-desa terpencil di Maguindanao jalan kaki malam hari 12 jam ke TPS.
- Tiba di TPS di Balai Kota jelang tengah malam, mereka dilempari sembilan granat.
JERNIH — Lima granat meledak di luar tempat pemungutan suara (TPS) di Datu Unsay, Mindanao, beberapa jam sebelum pemilihan umum nasional dimulai. Sembilan orang terluka.
Serangan terjadi Minggu 8 Malam. Pelemparan granat juga terjadi di Shariff Aguak, kota tetangga Datu Unsai di Propinsi Maguindanao, tetapi tidak ada korban jiwa.
Polisi mengatakan korban adalah penduduk dari desa-desa terpencil di pegunungan yang datang untuk memberikan suara di balai kota Datu Unsai, Senin 9 Mei. Tempat pemungutan suara dibuka pukul 06:00 pagi.
“Kebiasaan penduduk di desa-desa terpencil di pegunungan berjalan kaki 12 jam untuk sampai ke Datu Unsai dan memberikan suara,” kata Mayor Roldan Kuntong, juru bicara kepolisian Propinsi Maguindanao.
Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr, putra mantan diktator Ferdinand Marcos yang terguling 1986, difavoritkan memenangkan kursi kepresidenan Filipina. Ia juga favorit di Datu Unsai, dan wilayah lain di
Pulau Mindanao.
Kelompok hak asasi, gereja Katolik, dan generasi tua yang mengalami pemerintahan Ferdinand Marcos, khawatir Bongbong Marcos akan menghancurkan demokrasi jika terpilih dengan lebih 50 persen suara.
Jajak pendapat terakhir menunjukan Bongbong Marcos akan meraih 56 persen suara, jauh meninggalkan Leni Robredo — mantan wakil presiden Filipina dan pesaing terdekatnya.