- Vietnam sedang membangun diri menjadi kekuatan ekonomi Asia Tenggara, tapi korupsi merajalela.
- Kasus penipuan ini hanya salah satu bukti. Vietnam berusaha memerangi korupsi atau gagal menjadi negara makmur.
JERNIH — Vietnam, Selasa 5 Maret 2024, mulai menyidangkan kasus penipuan keuangan bernilai 12 miliar dolar AS, atau Rp 189 triliun, menghadapkan 90 tersangka dengan beberapa terancam hukuman mati.
Sidang diperkirakan berlangsung sampai April 2024 di Pengadilan Rakyat Ho Chi Minh City, dan akan tercatat sebagai bagian kampanye melawan korupsi pemerintahan Partai Komunis Vietnam pimpinan Nguyen Phu Trong.
Tersangka utama kasus ini adalah taipan rel estat Turong My Lan, pemimpin Van Thinh Phat Group yang memiliki sejumlah properti paling bergengsi di pusat komersial Ho Chi Minh City.
Penggugat adalah Saigon Commercial Bank (SCB), yang menggelontorkan pinjaman kepada Van Thinh Phat Group antara Februari 2018 sampai Oktober 2022 melampaui kapitalisasi pasar sebagian besar bank di Vietnam.
Media lokal, seperti dikutip Bloomberg, memberitakan enam ton dokumen cetak akan menjadi bagian proses ini selama dua bulan ke depan.
Truong My Lan dan antek-anteknya dituduh menyedot 304 triliun dong, atau 12,45 miliar dolar, dari aset bank terbesar Vientam. Ia juga menghadapi tuduhan mengendalikan SCB melalui puluhan proxy di dalam bank pemerintah itu
Jika terbukti, Vietnam akan tercatat sebagai negara dengan skandal keuangan terbesar di dunia. Sebelumnya, skandal penipuan keuangan terbesar di dunia diadili di Malaysia, yaitu mega korupsi 1MDB bernilai 4,5 miliar dolar AS.
My Lan tidak hanya menghadapi tuduhan penipuan, tapi juga suap. Ia disebut-sebut memberi suap kepada 15 pejabat bank sentral, termasuk seorang inspektur senior yang menerima 5,2 juta dolar, untuk memuluskan pengajuan pinjaman.
Vietnam kini pusat rantai pasokan global bagi perusahaan-perusahaan raksasa dunia seperti Apple Inc dan Samsung Electronics Co. Nilai ekspor Vietnam terus meningkat, yang membuat negeri itu diramalkan akan menjadi raksasa industri di Asia Tenggara.
Namun, Vietnam menghadapi persolan menahun, yaitu korupsi. Suap menjadi sesuatu yang biasa di Vietnam. Buktinya, 90 persen pemohon sertifikat tanah harus menyuap pejabat badan pertanahan.
Jika Vietnam mampu memerangi korupsi, negeri yang dengan dua perang yang dimenangkan; melawan Prancis dan AS, akan menjadi kekuatan ekonomi Asia Tenggara.