- Pigcasso pernah berpameran tunggal dan salah satu karyanya terjual dengan harga 1 juta dolar AS.
- Pigcasso menjadi seniman non-manusia pertama dalam sejarah.
JERNIH — Pigcasso, si babi pelukis yang bikin sensasi global tahun 2016, menemui ajal pada usia delapan tahun di Afrika Selatan setelah menderita rheumatoid arthritis kronis.
Joanne Lefson, seniman berusia 52 tahun dan aktivis hak-hak binatang, mengatakan kepada Caters News bahwa Pigcasso mati setelah gejalanya memburuk dengan cepat pada September 2023.
“Awal Oktober 2023, Pigcasso kehilangan kemampuan menggunakan alat bantu dengar, kaki belakang melemah akibat pengapuran tulang belakang bagian bawah,” kata Lefson.
Lefson menyelamatkanPigcasso tahun 2016, yang saat itu berusia empat pekan, dari peternakan sebelum dikirim ke rumah potong hewan. Pigcasso dipindahkan ke tempat perlindungan hewan ternak di Franschhoek.
Selama di tempat perlindungan, Pigcasso memperlihatkan sesuatu yang aneh. Ia akan memakan dan menghancurkan apa saja kecuali kuas. Lefson mendapat ide mengajari Pigcasso menggunakan kuas dan melukis.
“Yang dihasilkan bukan sekedar lukisan babi, tapi kolaborasi serius dan sangat kreatif,” kata Lefson. “Saya mengembangkan karya seni yang dinamis dan menantang status quo.”
Lefson membangun proyek LEFSON and SWINE yang bertujuan menekankan keterputusan dan perselisihan umat manusia dengan planet kita, fokus pada makanan yang dipilih dan dampak buruk peternakan terhadap lingkungan dan kesejahteraan hewan.
Selama berkarier sebagai pelukis, Pigcasso pernah menjual karyanya dengan harga 1 juta dolar AS, atau Rp 15,6 miliar, dan menjadi hewan pertama yang mengadakan pameran seni tunggal.
Pigcasso disebut-sebut sebagai seniman non-manusia paling sukses dalam sejarah. “Kini, warisn Pigcasso berlanjut melalui suaka dan menginspirasi dunia yang lebih ramah dan berkelanjutan untuk semua,” kata Lefson.