Site icon Jernih.co

PM Singapura: Efek Corona Lebih Serius dari Krisis Global

Jakarta – Pandemi virus Corona (Covid-19) menjadi kekhawatiran para pemimpin dunia. Efeknya akan lebih dahsyat dari krisis keuangan dunia. Bahkan masih akan terasa dalam jangka waktu lama.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menilai terpuruknya ekonomi bagi Singapura akibat merebaknya virus corona (Covid-19) bisa lebih serius dibandingkan krisis keuangan global 2008.

“Kami tidak dapat mengetahui kapan pandemi akan berakhir, tetapi kemungkinan akan berlangsung setidaknya tahun ini, dan sangat mungkin lebih lama,” kata Lee dalam sebuah posting Facebook, seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (14/3/2020).

“Pukulan ekonomi kemungkinan akan lebih serius daripada Krisis Keuangan Global, dan efeknya lebih lama, bahkan setelah pandemi berakhir,” lanjutnya.

Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel mengungkapkan, wabah virus corona keadaannya lebih dahsyat dibandingkan dengan krisis perbankan. Pemerintahan Jerman akan memberikan paket tambahan yang komprehensif untuk mendukung sektor bisnis.

“Kita berada dalam situasi yang tidak normal dalam segala hal. Situasi ini lebih sulit dibandingkan saat krisis perbankan karena kita berhadapan dengan masalah kesehatan. Hingga saat ini, masalah kesehatan itu belum mampu dijawab oleh para ilmuwan dan dokter,” kata Angela Merkel, Kamis (12/2/2020).

Angela menambahkan, tugas pertama yang harus dilakukan adalah menyelamatkan nyawa manusia sebaik mungkin. “Dan kedua tugas kita untuk menjaga kegiatan ekonomi tetap berjalan,” katanya. Setelah melakukan pertemuan dengan para pimpinan 16 negara bagian Jerman, Angela Merkel mengatakan bahwa menteri keuangan dan ekonomi akan memberikan paket tambahan yang komprehensif untuk mendukung bisnis Jerman.

Otoritas Moneter Singapura berusaha meyakinkan publik bahwa pasar berfungsi normal. Hal ini disebabkan kekhawatiran perlambatan yang disebabkan oleh Covid-19 memicu aksi jual saham besar-besaran di seluruh dunia.

Singapura mengkonfirmasi kasus Covid-19 sebanyak 200 kasus. Di sisi lain, Bank Sentral Singapura mengatakan Pasar Lokal berfungsi seperti biasanya.

Presiden Singapura Halimah Yacob mengatakan negara itu harus mempertimbangkan pemanfaatan dana cadangan masa lalu untuk membantu bisnis yang melorot gegara virus. Pemerintah Singapura sedang mempersiapkan stimulus gelombang dua setelah mengalokasikan S$6,4 miliar (US$4,5 miliar) pada bulan lalu. [*]

Exit mobile version