Site icon Jernih.co

Presiden dan Wapres Filipina Bertengkar, Makam Ferdinand Marcos Sr Mau Dibongkar dan Belulangnya Dibuang ke Laut

Wapres Filipina Sara Duterte (kiri) dan Presiden Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr

JERNIH — Wakil Presiden (Wapres) Filipina Sara Duterte, Jumat 18 Oktober, mengancam akan membongkar makam Ferdinand Marcos Sr dan membuang sisa jenazahnya ke laut.

“Suatu hari nanti, saya akan ambil jasad ayahmu dan aku buang ke Laut Filipina Barat,” kata Sara Duterte kepada Senator Imee Marcos, kakak perempuan Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr.

Laut Filipina Barat adalah sebutan resmi pemerintah Filipina untuk Laut Cina Selatan, untuk menegaskan klaimnya atas sejumlah pulau di wilayah itu.

Ancaman ini menandai kian sengit ‘perkelahian’ terbuka Presiden Filipina Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr dengan Wakil Presiden Sara Duterte, untuk memperkuat basis dukungan dan mengamankan posisi penting jelag pemilihan paruh waktu tahun depan dan pemilu presiden 2028.

Jenazah Ferdinand Marcos Sr, diktator Filipina yang terguling oleh People Power, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan pada 2016 setelah Presiden Rodrigo Duterte, ayah Sarah Duterte, menepis kritik publik bahwa jenazah pelanggar hak asasi manusia itu tidak pantas mendapat kehormatan.

Cesar Chavez, juru bicara Presiden Marcos Jr, mengatakan Istana Malacanang tidak berkomentar mengenai ancaman itu. Sedangkan Sara Duterte bersuara lagi dengan memperingatkan Keluarga Marcos untuk tidak mengganggunya.

Sara Duterte menghadapi ancaman pemakzulan yang dipimpin Martin Romualdez, sepupu Presiden Marcos Jr, di parlemen. Martin Romualdez disebut-sebut akan mencalonkan diri sebagai presiden Filipina setelah Marcos Jr mengakhiri jabatannya.

Semula, Keluarga Marcos dan Duterte baik-baik saja. Rodrigo Duterte mendukung pencalonan Marcos Jr sebagai presiden, dengan Sara Duterte mendampingi sebagai wakil.

Setelah keduanya terpilih dan dilantik sebagai presiden dan wakil presiden Filipina, perseteruan dimulai. Sara Duterte mengundurkan diri dari posisi menteri pendidikan, setelah hubungan keduanya tak bisa lagi didamaikan.

Rodrigo Duterte menuduh Presiden Marcos Jr sebagai pecandu narkoba. Presiden Marcos Jr membalas dengan mengatakan kesehatan pendahulunya menurun gara-gara penggunaan opioid fentanil yng kuat dalam jangka panjang.

Yang namanya saling tuduh, tidak satu pun yang memberi bukti atas tuduhannya.

Sebelum mengancam akan membongkar makam Marcos Sr, Sara Duterte mengatakan; “Saya merasa dimanfaatkan Keluarga Marcos untuk pemilihan Mei 2022, yang dimenangkan dengan telak.”

Sara Duterte bisa saja meninggalkan kabinet, tapi tidak bisa lari dari kursi wakil presiden. Ia adalah pengganti Marcos Sr jika presiden tak bisa menjalankan tugas.

Jadi perseteruan presiden dan wakil presiden Filipina dipastikan akan berlangsung sampai 2028.

Exit mobile version