- Rumah memiliki gudang anggur bawah tanah dengan suhu terkontrol, dua ruang darurat, teater berkapasitas 20 kursi, dan kolam renang canggih.
- Saat terbakar, rumah sedang dipasarkan untuk sewa 450 ribu dolar, atau Rp 7,3 miliar, per bulan.
JERNIH — Rumah berharga 125 juta dolar AS, atau Rp 2,03 triliun, di Pacific Palisades, Los Angeles, kini tinggal puing-puing dan rangka besi bertumbangan. Nyaris tak ada yang tertinggal utuh di dalam rumah akibat kobaran api kebakaran hutan Los Angeles.
Rumah termahal di Pacific Palisades, Los Angeles, ini bukan milik selebriti Hollywood tapi Austin Russel — bos Luminar Technologies berusia 29 tahun. Rumah dengan 18 kamar tidur itu menawarkan keindahan tanpa batas Samudera Pasifik.
Daily Mail memberitakan saat terbakar, rumah sedang dipasarkan untuk sewa per bulan 450 ribu dolar, atau Rp 7,3 miliar, per bulan. Tidak diketahui apakah telah ada orang berminat menyewa sebelum bencana kebakaran hutan peling mengerikan terjadi.
Baca Juga:
- Rory Sykes, Seleb Hollywood yang Jadi Korban Kebakaran Hutan Los Angeles
- Ini Selebritis Hollywood yang Kehilangan Rumah Mewah Akibat Kebakaran Hutan Los Angeles
Properti mewa itu muncul pada musim keempat acara HBO yang populer, ‘Succession’ tahun 2023. Dikisahkan, rumah itu adalah tempat tinggal mewah saudara kandung tokoh fiktif bernama Roy.
Russel membeli rumah itu tahun 2021 dengan harga 83 juta dolar AS, atau Rp 1,3 triliun. Rumah itu memiliki enam kamar mandi, dapur rancangan Nobu, dan teater berkapasitas 20 kursi.
Rumah futuristik berlantai empat ini memiliki gudang anggur dengan suhu terkontrol di ruang bawah tanah, atap yang dapat dibuka untuk mengamati bintang, taman halaman belakang yang rimbun, dan kolam renang yang canggih.
Di halaman belakang rumah inilah syuting Succession berlangsung saat saudara kandung Roy; Kendal (Jeremy Young), Roman (Kieran Culkin) dan Shiv (Sarah Snook), berbincang.
Kobaran api membakar semuanya, termasuk dua ruang darurat di rumah itu. Kepulan asap masih terlihat dari rumah. Orang-orang yang pernah melihat rumah itu saat masih berdiri megah hanya bisa mematung dari kejauhan, menyaksikan kemegahan yang menjadi abu.
Austin Russel, sang pemilik, dan orang-orang yang pernah datang ke rumah itu belum berkomentar, atau setidaknya menarasikan kenangan mereka.