Site icon Jernih.co

Sekali Vaksin Cukup untuk Beberapa Penyintas Covid-19

Studi ini juga menemukan bahwa orang yang sebelumnya terinfeksi virus melaporkan kelelahan, sakit kepala, menggigil, demam, serta nyeri otot dan sendi setelah suntikan pertama, lebih sering daripada mereka yang tidak pernah terinfeksi.

JERNIH– Sebuah penelitian yang diposting secara online Senin (1/2) lalu menemukan bahwa orang yang selamat dari Covid memiliki tingkat antibodi yang jauh lebih tinggi, dan mungkin hanya perlu satu suntikan.

“Saya pikir satu (kali) vaksinasi sudah cukup,” kata Florian Krammer, ahli virologi di Fakultas Kedokteran Icahn di Mount Sinai, New York, yang menulis studi tersebut. “Ini juga akan menghindarkan individu dari rasa sakit yang tidak perlu saat mendapatkan dosis kedua, dan itu artinya tak perlu dosis vaksin tambahan.”

Sementara beberapa ilmuwan setuju dengan logikanya, yang lain lebih berhati-hati. E. John Wherry, direktur Institut Imunologi Universitas Pennsylvania, mengatakan bahwa sebelum mendorong perubahan kebijakan, dia ingin melihat data yang menunjukkan bahwa antibodi tersebut dapat menghentikan replikasi virus.

“Hanya karena antibodi mengikat bagian dari virus tidak berarti itu akan melindungi Anda dari infeksi,” kata Wherry.

Studi ini juga menemukan bahwa orang yang sebelumnya terinfeksi virus melaporkan kelelahan, sakit kepala, menggigil, demam, serta nyeri otot dan sendi setelah suntikan pertama, lebih sering daripada mereka yang tidak pernah terinfeksi.

Efek samping setelah vaksinasi pun bisa terjadi. Uji klinis vaksin resmi dari Pfizer dan Moderna, yang masing-masing melibatkan lebih dari 30.000 peserta, menunjukkan bahwa kebanyakan orang mengalami efek samping terburuk setelah suntikan kedua. Dalam studi Moderna, orang yang sebelumnya terinfeksi sebenarnya memiliki lebih sedikit efek samping daripada mereka yang tidak.

Tapi secara anekdot, para peneliti mendengar dari semakin banyak orang tentang rasa sakit setelah suntikan pertama.

Hal itu sesuai dengan temuan Dr. Krammer dan rekan-rekannya dalam studi baru mereka, yang belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Para peneliti menilai gejala setelah vaksinasi pada 231 orang, 83 di antaranya pernah terinfeksi, dan 148 tidak. Kedua kelompok secara luas melaporkan mengalami nyeri di tempat suntikan setelah dosis pertama. Tetapi mereka yang pernah terinfeksi sebelumnya lebih sering melaporkan kelelahan, sakit kepala, dan kedinginan.

Tim juga melihat bagaimana sistem kekebalan menanggapi vaksin pada 109 orang— 68 di antaranya belum pernah terinfeksi dan 41 yang pernah– dan menemukan tanggapan antibodi yang lebih kuat pada kelompok terakhir. Namun jumlahnya kecil, sehingga kesimpulan studi perlu diselidiki lebih lanjut dengan lebih banyak penelitian, kata para ahli. [The New York Times]

Exit mobile version