Ia mengingatkan masyarakat agar tidak terlena. Kewaspadaan harus tetap diperkuat supaya kestabilan tetap terjaga.
JERNIH – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja melepas Roadshow Protokol Kesehatan Dinas Kesehatan Jabar, di halaman depan Gedung Sate Bandung, Senin (23/05/2022).
Sekda mengapresiasi rombongan Dinkes Jabar yang hendak bertolak ke Kabupaten Pangandaran guna pelaksanaan promosi kesehatan (promkes), yang meliputi sosialisasi Protokol Kesehatan (Prokes), Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), hingga pembagian tablet tambah darah.
Sekda Jabar mengungkapkan, seiring pandemi COVID-19 yang angka penularannya terkendali, ditambah pemerintah pusat yang telah memberi kelonggaran terhadap pemakaian masker di luar ruangan. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak terlena. Kewaspadaan harus tetap diperkuat supaya kestabilan tetap terjaga. “Saya apresiasi Bapak/Ibu sekalian yang akan melakukan sosialisasi terkait promkes, ini sangat penting sekali,” kata Setiawan Setiawan Wangsaatmaja.
Ia menuturkan, berdasarkan teori HL Blum disebutkan, bahwa 40 persen masalah kesehatan adalah terkait dengan lingkungan, 30 persen dari perilaku, 20 persen terpengaruh dari sarana kesehatan, dan 10 persen faktor genetik atau keturunan. “Artinya kalau kita melihat (masalah kesehatan) yang 30 persen, 40 persen atau 70 persen, apa yang akan kita lakukan,” ujarnya.
Ia mengajak semua pihak mewaspadai sejumlah hal terkait masalah kesehatan, diantaranya penyakit infeksi, dan penyakit emerging yang muncul dan menyerang suatu populasi.
Kemudian penyakit re-emerging atau penyakit yang telah ada sebelumnya dan muncul kembali, sehingga menyerang suatu populasi namun meningkat dengan sangat cepat. “Saya melihat di Jawa Barat ada beberapa hal yang perlu kita waspadai. Pertama adalah penyakit infeksi, kedua penyakit emerging, dan penyakit re-emerging,” ungkapnya.
Fenomena perubahan iklim juga pemicu terjadinya re-emerging, penyakit yang tadinya sudah tidak muncul kemudian muncul lagi. “Penyakit lain juga belum sepenuhnya teratasi, sebut saja COVID-19 tetap perlu kita waspadai. Meski Pemerintah sudah memperbolehkan di outdoor diperbolehkan lepas masker, tapi tetap pencegahan lebih penting,” ucapnya.
Setiawan menilai, langkah yang dilakukan Dinkes Jabar menjadi penting ketika masyarakat mulai ada euforia terkait pelonggaran prokes, justru tentang kewaspadaan harus lebih diingatkan kembali.
COVID-19 belum benar- benar mereda, saat ini pun muncul penyakit lain, seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak sapi. Ditambah isu munculnya virus lain seperti Virus Hendra. “Pemda Provinsi Jabar terus memantau kesehatan hewan tersebut apalagi sebentar lagi ada Iduladha,” kata Setiawan.
“Dinkes Jabar dan jajaran harus terus menginisiasi karena (masalah kesehatan) ini belum berakhir, jadi harus tetap waspada. Dimanapun dan kapanun, yang penting adalah kita konsisten dengan apa yang dilakukan,” ucapnya.
Sekda pun mendorong Dinkes Jabar supaya Kabupaten Pangandaran menjadi titik awal dilaksanakannya kegiatan sosialisasi promkes ini. Ia pun berharap agar secara konsisten kegiatan serupa juga berlangsung di Kota/ Kabupaten lain di Jabar.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi menuturkan, tujuan pihaknya berkegiatan di wilayah Kabupaten Pangandaran adalah melaksanakan sosialisasi, edukasi terkait prokes secara promotif dan preventif. Kabupaten Pangandaran dipilih karena merupakan kawasan wisata di Jabar yang paling banyak dikunjungi wisatawan lokal, maupun mancanegara.
“Mengapa Pangandaran? Karena merupakan tempat wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Tujuan umumnya mensosialisasikan PHBS, Germas, juga pemberian tablet tambah darah,” ungkap Nina. [*]