Sementara penyelidikan tengah dilakukan, banyak spekulasi mengatakan bahwa pihak di belakang semua itu adalah AS dan Israel
JERNIH– Sekitar 4.300 pompa bensin di seluruh Iran terganggu akibat serangan cyber yang terjadi pada Selasa (26/10) lalu. Hal tersebut diungkapkan kantor berita Iran, IRNA, pada Rabu (27/10) ketika distribusi bensin kembali normal.
Presiden Iran Ebrahim Raisi, sebagaimana dikutip Associated Press, menyatakan bahwa serangan siber itu dimaksudkan untuk menciptakan kekacauan. Raisi menyatakan, “Harus ada kesiapan serius di bidang perang siber dan badan-badan terkait tidak boleh membiarkan musuh melakukan tujuan buruk mereka untuk menciptakan masalah, tanpa mendapatkan balasan.”
Serangan siber itu mengganggu penjualan bensin bersubsidi di seluruh Republik Islam tersebut, yang menurut Raisi memang “dirancang untuk menciptakan kekacauan dan gangguan.”
Rincian serangan dan sumbernya sedang diselidiki, kata Abul-Hassan Firouzabadi, sekretaris Dewan Tertinggi untuk Urusan Ruang Virtual, kepada IRNA.
Sementara asal serangan tidak diketahui, beberapa berspekulasi bahwa itu disebabkan oleh AS, Israel atau kelompok anti-rezim lokal Iran.
Kementerian Perminyakan mengatakan bahwa hanya penjualan dengan kartu pintar yang digunakan untuk bensin yang lebih murah dan dijatah yang terganggu, outlet berita Iran, SHANA, melaporkan.
Enam bulan lalu, Tasnim News Iran mengklaim ada serangan siber besar-besaran di jaringan bahan bakar AS, di mana peretas menyita 100 gigabyte informasi jaringan. [Reuters/AP/IRNA]