Terbangunnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yang dimotori Partai Golkar, telah mengubah peta pencalonan pasangan presiden-wakil presiden secara signifikan. Airlangga, yang selama ini berada pada ‘divisi satu’ peta pencalonan capres tersebut, segera terkerek naik masuk ‘divisi utama’, seiring kian kokohnya KIB dalam peta politik nasional.
JERNIH– Melesatnya elektabilitas Airlangga Hartarto dalam hasil survey lembaga survei LSI Denny JA, memancing komentar pengamat politik dan birokrasi Natalis Situmorang. Menurut Natalis, fenomena tersebut membuktikan bahwa publik masih melihat sisi realistis soal peluang para tokoh yang kerap digadang-gadang menjadi bakal calon presiden, terutama terkait presidential threshold 20 persen.
Dalam komentar yang kami terima melalui pernyataan pers hari ini, Natalis mengatakan, terbangunnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yang dimotori Partai Golkar, telah mengubah peta pencalonan pasangan presiden-wakil presiden secara signifikan. Airlangga, yang selama ini berada pada ‘divisi satu’ peta pencalonan capres tersebut, segera terkerek naik masuk ‘divisi utama’, seiring kian kokohnya KIB dalam peta politik nasional.
“Apalagi, dalam beberapa waktu terakhir KIB menunjukkan kokohnya soliditas di antara mereka, yang antara lain ditunjukkan dengan kehadiran para petinggi partai anggota koalisi dalam acara Rakernas Partai Golkar di Bogor,”kata Natalis. Hal itulah, kata alumnus PPSA XVII Lemhanas RI tersebut, yangpublic kian melirik Airlangga. Bagi Natalis, hal itu menunjukkan bahwa publik pun mempercayai kemampuan Airlangga mengonsolidasi tak hanya kekuatan ketiga parpol anggota KIB, melainkan menguatkan ikatan di internal partainya sendiri.
“Bagaimanapun, public Indonesia umumnya menginginkan kondisi negaranya aman, tertib dan bisa melanjutkan pembangunan demi meningkatnya kesejahteraan,”kata Natalis. “Manakala mereka melihat Golkar dan KIB tenang, bahkan solid, mereka melihat potensi besar ada di Airlangga.”
Persoalannya, kata Natalis, tinggal apakah tim Airlangga mampu memanfaatkan peluang tersebut, memperbesarnya hingga elektabilitas Airlangga terkerek lebih tinggi lagi, atau justru larut dalam euphoria. “Tentu saja, seharusnya tim Airlangga, kalau itu ada, menjadikan hal ini sebagai titik tolak penting. Tidak harus dengan mendesak anggota Koalisi untuk segera menentukan pasangan capres-cawapres, tetapi memanfaatkannya untuk konsolidasi lebih kokoh lagi karena jelas peluang mereka memenangkan Pilpres 2024 mendatang kian kuat,”kata pengajar pascasarjana sebuah universitas swasta di Jakarta tersebut.
Sebagaimana diberitakan banyak media massa arus utama, Selasa (14/6) lalu LSI Denny JA merilis hasil survei elektabilitas calon presiden (capres) pada Pilpres 2024. Hasilnya, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan masih menjadi tiga besar. Namun yang menarik, nama Airlangga Hartarto menyodok pada peringkat enam besar, dari sebelumnya yang selalu berada di urutan di atas 10 besar.
Survei LSI Denny JA itu menggunakan metodologi multistage random sampling, jumlah responden ada 1.200 responden. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini +- 2,9 persen, waktu riset dilengkapi riset kualitatif pada 24 Mei hingga 7 Juni 2022.
“Kami memotret kira-kira siapa sebenarnya secara elektabilitas yang paling tinggi elektabilitasnya penerimaan masyarakatnya di survei terbaru kami. Hasilnya, Prabowo Subianto masih menjadi yang terunggul di angka 28,9 persen,” kata peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, dalam konferensi pers yang digelar virtual.
Ardian saat itu mengatakan, dari segi tingkat pengenalan, Prabowo meraih 95,9 persen, tingkat kesukaan 76,4 persen, dan elektabilitas 28,9 persen. Namun, jika dibandingkan elektabilitas saat ini dengan Pilpres 2019, elektabilitas Prabowo dinilai cenderung menurun. Diketahui pada Pilpres 2019, Prabowo mendapat elektabilitas 44,59 persen.
“Sehingga kita membuat catatan untuk Prabowo, sungguhpun tertinggi tapi elektabilitasnya sudah jauh berkurang dibandingkan dukungan Pilpres 2019,” ujarnya. Sementara Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, meskipun memiliki elektabilitas yang tinggi, tetapi masih punya banyak masalah karena tidak menguasai partai.
Ada pun hasil survei LSI Denny JA tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prabowo Subianto 28,9%
2. Ganjar Pranowo 23,5%
3. Anies Baswedan 14,6%
4. Agus Harimurti Yudhoyono 6,1%
5. Sandiaga Uno 5,3%
6. Airlangga Hartarto 4,5%
7. Puan Maharani 2%
8. Tri Rismaharini 1,6%
9. Erick Thohir 1,5%
10. Moeldoko 0,1% [ ]