- Laura M. Glass, dibantu ayahnya Robert J. Glass, membuat simulasi komputer dan memunculkan perlunya jarak sosial ketika wabah flu muncul.
- Banyak pakar mencemooh, tapi dua dokter mengajukan gagasan ini ke Presiden George W Bush, dan menjadi kebijakan.
- Saat H5N1, atau flu burung mewabah di AS, gagasan jarak sosial diterapan tapi tidak menyeluruh dan gagal menyita perhatian.
- Kini gagasan jarak sosial ditetapkan di sekujur AS, dan terbukti gagal menyelamatkan Paman Sam sari bencana Covid-19.
Washington — Yang kita tahu tentang social distancing mungkin terbatas pada artinya, yaitu ‘jarak sosial’, bukan pada pemikiran yang mendasari gagasan itu, penerapannya.
Jeffrey A. Tucker, direktur editorial American Institute for Economic Research, punya cerita menarik di balik gagasan social distancing. Menurutnya, social distancing berakar dari proyek sains anak sekolah tahun 2006, dan penggagasnya dalah Laura M. Glass — seorang bocah perempuan usia 14 tahun.
Alburqurque Journal, yang mencoba melacak lebih dalam sejarah social distancing, mengunjungi Laura M. Glass. Sayang, sang gadis — yang kini telah menjadi remaja dewasa — menolak diwawancarai.
Laura, dengan bimbingan ayahnya, merancang simulasi komputer yang menunjukan bagaimana orang, anggota keluarga, rekan kerja, siswa di sekolah, orang-orang dalam situasi sosial, berinterkasi.
Yang ditemukan adalah anak-anak di sekolah melakukan kontak dengan sekitar 140 orang per hari, dan menjadi individu dengan kontak sosial paling intens dibanding orang-orang kelompok lain.
Berdasarkan temuan ini, Laura membuat hipotesa tentang yang akan terjadi jika sebuah kota berpenduduk 10 ribu orang terkena wabah flu. Menurutnya, 5.000 orang — atau setengah dari populasi — akan terinfeksi.
Jika sekolah diliburkan, kota ditutup, dan interkasi sosial dibatasi, hanya 500 orang yang akan terinfeksi.
Laura mungkin tidak pernah mengira gagasannya, dan simulasi komputer yang dikembangkannya, menjadi hukum negara. Yang dia tidak tahu saat itu adalah bagaimana akademisi menolak habis-habisan, tapi Presiden George W Bush mengadopsinya untuk menghadapi pandemi H5N1 atau flu burung.
Adalah dua dokter federal; Richard Hactchett dan Carter Mecher, yang mencomot gagasan Laura M. Glass dan mempresentasikannya di depan banyak pakar.
New York Times punya kisah tentang keduanya. Sebelum presentasi dilakukan keduanya bertemu seorang rekan di kedai burger di pinggiran Washington, untuk peninjuan akhir proposal.
Dalam proposal itu keduanya tidak lagi menggunakan social distancing, atau jarak sosial, tapi pemaksaan sosial. Orang AS akan dipaksa tinggal di rumah, bekerja di rumah, dan sekolah ditutup, ketika AS dilanda pandemi mematikan.
Proposal itu disambut skeptisisme dan cemoohan pejabat senior, yang — seperti kebanyakan orang AS — terbiasa mengandalkan industri farmasi, serangkaian metode perawatan baru, untuk menghadapi tantangan kesehatan.
Hatchett dan Mecher tetap berkeras pada gagasannya agar orang AS, meski tidak semua, mungkin harus kembali ke pendekatan lama, yaitu isolasi diri — sesuatu yang kali pertama dilakukan pada abad pertengahan.
Meski ditolak ilmuwan dari semua disiplin ilmu, dan AS sama sekali tidak punya sejarah jarak sosial, proposal Hatchett dan Mecher mendapat dukungan politis dari Presiden George W Bush.
Presiden Bush punya alasan untuk setuju dengan gagasan ini. Dia menghabiskan waktu di perpustakaan untuk membaca tentang flu Spanyol 1918, dan malapetaka yang ditimbulkannya.
Saat itu tidak ada jarak sosial di seluruh negara, yang membuat flu Spanyol menginfeksi 500 juta orang dan membunuh antara 50 sampai 100 juta orang selama dua tahun.
Presiden Bush meminta beberapa ahli menyerahkan beberapa rencana yang harus dilakukan, ketika wabah H5N1 terjadi. Ia lebih tertarik pada gagasan jarak dan penghentian sosial.
Gagasan ini menjadi dasar bagi perencanaan pemerintah, dan akan digunakan secara luas dalam simulasi untuk menghadapi pandemi. Namun wabah H5N1 yang menyebar terbatas tahun 2009, membuat penerapan kebijakan Presiden Bush tidak mencuat ke permukaan.
Kini virus korona datang, dan kebijakan jarak sosial warisan Presiden Bush kali pertama diterapkan di seluruh negari. Yang terjadi adalah, seperti dikhawatirkan banyak pakar 14 tahun silam, gagasan bocah usia 14 tahun itu gagal menyelamatkan AS dari kehancuran akibat Covid-19 dan ekonomi.