Site icon Jernih.co

Tidak Ada Vaksin Covid-19 untuk Mendongkrak Popularitas Trump

Washington — Presiden Donald Trump yakin AS akan punya vaksin Covid-19 sebelum pemilihan umum 3 November 2020. Sejumlah pakar mengatakan; “Tidak mungkin.”

“Tidak mungkin. Tidak mungkin,” kata Dr Peter Hotez, ahli vaksinasi di Baylor Colledge of Medicine dan analis medis CNN.

Data yang tersedia di Moderna, perusahaan pertama yang memulai uji klinis Fase 3 calon vaksi Covid-19, menunjukan hal itu.

Pekan lalu, Trump mengatakan optimistis vaksin akan siap sebelum pemilihan umum. “Saya yakin akan mendapatkan vaksin sebelum akhir tahun, ya sebelum pemilihan umum,” kata Trump.

Saat ini, Moderna berada di jalur menyelesaikan pendaftaran vaksin pada September 2020. Namun jika target pendaftaran vaksin terpenuhi, Moderna masih belum memiliki vaksin untuk dilempar ke pasar pada awal November 2020.

Dr Paul Offit, ahli vaksinasi Children’s Hospital of Philadelphia, mengatakan setelh Moderna mendaftarkan subyek, dan melakukan vaksinasi pertama, mereka masih harus menunggu 28 hari sebelum vaksinasi kedua dilakukan.

“Jadi, peserta uji klinis pada akhir September tidak akan mendapat suntikan kedua hingga akhir Oktober,” kata Offit. “Moderna harus menunggu dua pekan agar vaksin terbukti efektif.”

Setelah itu, peneliti harus menunggu dan melihat apakah peserta uji klinis terjangkit Covid-19 atau tidak. Jika ada, berapa dari seluruh peserta yang terjangkit.

Yang pasti, separuh peserta penelitian mendapatkan vaksin sebenarnya, dan separuh lagi mendapat plasebo atau suntikan yang tidak menghasilkan apa-apa.

Peseta dan dokter yang memberikan vaksin tidak tahu siapa yang mendapat suntikan vaksin dan plasebo.

Hotez dan Offit memperkirakan Moderna akan memperlihatkan hasil studi paling lambat kuartal pertama 2021.

“Kita mungkin akan mengetanui apakah vaksin bekerja efektif dan aman saat presiden baru dilantik,” katanya.

Exit mobile version