Site icon Jernih.co

Timor Leste Terancam Bencana Kelaparan

Kemiskinan telah membuat sebagian warga Timor Leste memilih menjadi pemulung makanan, meski sangat berisiko.

Pada 4 April 2021, negara kecil berpenduduk 1,3 juta itu dilanda banjir yang memporandakan lebih dari 25 ribu rumah tangga di 13 kotamadya di Dili dan sekitarnya. Setelah itu, virus corona berkeliaran mencari mangsa.

JERNIH—Bencana banjir yang baru-baru ini terjadi, serta serangan pandemi COVID-19 telah membuat Timor Leste kacau. Krisis pangan dan kelaparan segera membayangi negara miskin tersebut, seiring harga bahan makanan yang terus meningkat di tengah sulitnya distribusi.

Karena itu, Program Pangan Dunia, atau World Food Programme (WFP), menyambut baik sumbangan pemerintah Selandia Baru, yang menyumbang 200.000 dolar AS untuk membantu Timor Leste menangani dampak bencana banjir terparah yang pernah dialami negara itu dalam beberapa dekade.

“Selandia Baru adalah mitra lama Program Pangan Dunia, dan memberikan bantuan kemanusiaan adalah salah satu bidang prioritas kami. Penyebaran COVID-19 di Timor-Leste dan bencana banjir telah menyulitkan para perempuan dan anak-anak untuk mengakses makanan yang layak dan bergizi,” kata Duta Besar Selandia Baru untuk Timor Leste, Philip Hewitt, yang termuat dalam laman web resmi Program Pangan Dunia. “Dengan kontribusi ini, kami akan dapat menopang kehidupan keluarga yang hidup dalam kondisi darurat.”

Pada 4 April 2021, negara kecil berpenduduk 1,3 juta itu dilanda hujan lebat akibat Topan Seroja. Lebih dari 25.000 rumah tangga di 13 kotamadya terkena dampak hujan dan banjir. Dari jumlah tersebut, 83 persen berlokasi di ibu kota Dili. Bencana tersebut juga menyebabkan kerusakan jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya serta lahan pertanian yang luas.

Topan itu melanda ketika Timor Leste mengalami kesulitan COVID-19. Harga bahan makanan terus meningkat selama setahun terakhir karena gangguan rantai pasokan. Harga beras impor, misalnya, hampir 10 persen lebih tinggi dari enam bulan lalu, dan 20 persen lebih tinggi dari satu tahun lalu, menurut pemantauan Program Pangan Dunia.

“Pendanaan dari Selandia Baru ini datang pada saat kritis ketika kemampuan orang untuk memberi makan diri mereka sendiri dan keluarga mereka menghadapi ancaman ganda, yakni COVID-19 dan perubahan iklim,” kata Dageng Liu, Country Director WFP di Timor Leste.

“Dengan ribuan hektare lahan pertanian yang masih terendam banjir, panen jagung dan tanaman lain yang buruk tidak bisa dihindari. Timor Leste membutuhkan dukungan masyarakat internasional untuk mencegah kelaparan dan penderitaan,”kata dia.

Timor Leste memiliki salah satu tingkat kekurangan gizi tertinggi di Asia dan Pasifik, dengan gejala stunting yang mempengaruhi setengah dari anak laki-laki dan perempuan. Anemia juga sangat umum di antara wanita usia subur.

Dana tersebut akan memungkinkan Program Pangan Dunia untuk mendapatkan biskuit berenergi tinggi (kaya vitamin dan mineral) untuk ibu hamil dan menyusui, yang akan didistribusikan oleh Kementerian Kesehatan dan Sekretariat Negara untuk Perlindungan Sipil. Ini juga akan digunakan untuk mendukung pemeriksaan gizi bagi keluarga di pusat-pusat evakuasi, dan akan membantu Kementerian Kesehatan menyimpan persediaan gizi darurat dan mengangkutnya dari Dili ke kotamadya. [Al-Jazeera]

Exit mobile version