UGANDA – Sembilan kasus COVID-19 di Uganda dinyatakan positif palsu. Pemerintah mengoreksi angka kasus positif dari 694 menjadi 694 kasus per 14 Juni 2020 sebagaimana dilapokan The Observer.
Menteri Kesehatan Uganda, dr. Jane Ruth Aceng, menyatakan kasus positif palsu ini diuji di laboratorium Sekolah Ilmu Kesehatan Universitas Makerere antara 3 – 4 Juni dari 50 sampel.
Aceng mengatakan setelah mengidentifikasi adanya ketidaksesuaian dalam beberapa sampel, dilakukan pengujian ulang di Institut Penelitian Virus Uganda. Hasilnya, 9 kasus ditemukan positif palsu.
Ia mengaitkan perbedaan dalam hasil laboratorium dengan kesalahan penanganan sampel yang menurutnya acap kali terjadi dalam manajemen laboratorium. Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa beberapa tes konfirmasi dilakukan pada sampel yang sama.
Dokter spesialis anak menambahkan bahwa ini adalah kesalahan yang terisolasi dan tidak mempengaruhi semua tes lain yang telah dilakukan di Makerere atau delapan laboratorium lainnya yang menguji sampel COVID-19.
Menurutnya, kesalahan dapat disebabkan oleh keterbatasan alat test, kesalahan sebelum analisis, kesalahan selama analisis sampel atau kesalahan setelah analisis.
Dikabarkan Daily Monitor, 3 di antara 9 orang positif palsu tersebut merupakan orang dekat Perdana Menteri (PM) Ruhakana Rugunda. Mereka adalah keluarga, pengawal, serta sopirnya.
“Saya masih menjalani karantina mandiri. Yang bisa saya katakan adalah bahwa Anda harus menghubungi Menteri Kesehatan untuk mendapatkan informasi yang lebih otoritatif mengenai hal itu. Terima kasih banyak,” kata PM Ruhakana menanggapi kabar ini.
Ini adalah kali ke dua Uganda mengoreksi angka kasus Covid-19. Pada 20 Mei, Presiden Yoweri Museveni memerintahkan Kementerian Kesehatan agar tidak memasukan pengemudi truk asing yang positif dalam hitungan dengan alasan mereka hanya transit di Uganda. Saat itu, kasus yang mencapai 264 turun menjadi 145.
Lebih lanjut Aceng mengatakan masih ada beberapa warga negara asing yang diterima di fasilitas isolasi Uganda sehingga mendistorsi angka kasus terkonfirmasi yang sebenarnya.
Dia juga mengatakan mereka telah secara resmi berkomunikasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang terus merilis angka yang berbeda dari angka yang dilaporkan pemerintah.
Terkait data COVID-19, laman worldometers mencatat ada 705 kasus positif dan 299 telah dinyatakan sembuh di Uganda per 16 Juni 2020. Di negara Afrika Timur ini belum dilaporkan adanya kasus kematian akibat COVID-19. Kasus positif pertama di Uganda dilaporkan pada 22 Maret 2020.
Dari 4 tahap penyebaran wabah, Uganda telah memasuki tahap ketiga infeksi COVID-19 yang berarti peningkatan penyebaran masyarakat.
Empat Tahap Penyebaran COVID-19
Dikabarkan economictimes, ada empat tahap penyebaran Covid-19. Tahap satu adalah ketika suatu negara mendapatkan kasus impor. Virus dibawa masuk ke suatu negara oleh orang yang pulang dari negara yang telah terinfeksi sebelumnya.
Tahap kedua adalah ketika di suatu negara mulai ada transmisi lokal. Virus mulai menular dari sang pembawa pertama ke orang-orang yang pernah kontak dengannya. Pada tahap ini, pelacakan atau tracing masih relatif mudah dilakukan.
Tahap ketiga terjadi ketika penyebaran semakin luas. Pada tahap ini sumber penularan sudah sukar dilacak. Orang-orang terinfeksi virus tanpa tahu dari siapa ia tertular. Indonesia, Uganda, dan hampir sebagian besar negara di diunia berada pada tahap ini.
Sejauh ini hanya Tiongkok yang berada pada tahap empat yakni ketika virus telah menyebar tak terkendali ke luar negara asal pertama kali kasus positif dilaporkan.