- NATO mengkonfirmasi adanya penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina.
- Menlu Ukraina mengatakan Prancis dan Jerman harus siap perang.
- Rusia mengatakan pasukannya bukan ancaman bagi siapa pun.
JERNIH — Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dimitry Kuleba mengingatkan Paris dan Berlin harus bersiap menghadapi potensi pecahnya pertempuran antara Rusia dan Ukraina.
“Jika Rusia memulai perang, Anda tidak akan punya waktu secara fisik untuk berkoordinasi melalui prosedur birokrasi dan mengambil keputusan,” kata Kuleba dalam pertemuan dengan Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian dan Menlu Jerman Heiko Maas.
“Jadi, tolong lakukan persiapan sekarang. Jika skenario militer dijalankan, tidak akan ada waktu lagi,” lanjut Kuleba seperti dikutip Russia Today.
Menurut Kubela, Ukraina tidak akan meningkatkan suhu tapi akan membela diri jika perlu. Ia juga mengatakan Rusia saat ini membangun kekuatan militer di perbatasan Ukraina.
Jens Stoltenberg, kepala NATO, mengatakan organisasinya melihat konsentrasi pasukan Rusia yang tidak biasa di perbatasan Rusia. Namun, Kremlin membantah Rusia berencana menginvasi Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dimitry Peskov mengatakan; “Kami berulang kali mengatakan pergerakan angkatan bersenjata terjadi di wilayah Rusia. Seharusnya, itu tidak perlu menjadi perhatian siapa pun. Rusia bukan ancaman bagi siapa pun.”
Situs berita Politico mendapat kecaman awal bulan ini karena laporannya yang menyebut pasukan Rusia meningkatkan kehadirannya di perbatasan Ukraina. Gambar satelit menunjukan perangkat keras Rusia bergerak ke Yelnya, 250 kilometer Ukraina, tidak jauh dari Belarusia.