- India memvaksinasi 300 juta rakyatnya dengan dua vaksin; Covaxin dan Covishield.
- Covaxin buatan dalam negeri. Covishield dibuat berdasarkan formula AstraZeneca-Oxford.
- Kompensasi diberikan jika vaksin dalam negeri timbulkan masalah serius.
JERNIH — Bharat Biotech, perusahaan farmasi India, berjanji memberi kompensasi uang tunai jika vaksin Covid-19 produksinya menimbulkan efek samping serius.
India memulai imunisasi massal di seluruh negeri menggunakan dua vaksin; Covaxin dan Covishield. Bharat Biotech adalah produsen Covaxin. Covishield dibuat berdasarkan formula AstraZenece/Oxford.
Namun kompensasi akan diberikan jika penelitian membuktikan Covaxin menyebabkan gangguan kesehatan serius.
Biotech juga menjanjikan standar perawatan kesehatan di rumah sakit dan fasilitas yang ditunjuk pemerintah kepada siapa pun yang mengalami efek samping serius.
India memulai vaksinasi massal Sabtu 16 Januari 2021. Lusinan petugas kesehatan mengaku mengalami efek samping ringan. Satu orang menderita efek samping parah, tapi belum ada bukti akibat vaksin.
Sebelum menerima vaksin, seseorang meneken perjanjian kompensasi dengan Bharat Biotech. Sesuatu yang tidak biasa. Lebih tidak biasa lagi adalah kompensasi uang tunai.
Pfizer-BioNTech dan Moderna menghindar dari kewajiban membayar kompensasi jika vaksinnya menimbulkan efek samping serius. Kepada setiap pembeli, keduanya secara terbuka mengatakan menolak kewajiban hukum apa pun.
Akibatnya, Pfizer sama sekali tak menggubris kabar 23 lansia di Norwegia meninggal setelah menerima vaksin buatannya. Di Israel, 13 orang mengalami kelumpuhan wajah usai disuntik vaksin produksi Pfizer.
Pemerintah India memuji Covaxin karena buatan dalam negeri. Para pakar mengkritik keras karena Covaxin belum menyelesaikan uji klinis Fase 3.
Sejumlah dokter menolak menerima Covaxin, dan lebih suka Covishield. Namun pemerintah India dikejar target memvaksinasi 300 juta warganya, terbanyak di dunia, sampai Agustus.
Vaksinasi ‘ngebut’ ini hanya untuk satu hal, yaitu mengejar pemulihan ekonomi.