Hong Kong — Hampir seluruh bandara di dunia memasang pendeteksi panas tubuh, untuk menemukan pengidap virus Wuhan — nama resminya 2019-nCoV — dan mengisolasinya. Bagaimana jika pembawa virus tidak menunjukan gejala terinfeksi, dan panas tubuh normal?
Penelitian terbaru terhadap satu keluarga dengan tujuh individu, yang dipublikasikan jurnal medis The Lancet, menunjukan pengidap 2019-nCoV tidak melulu menunjukan gejala terinfeksi; suhu tubuh tinggi, pusing, dan tenggorokan sakit. Beberapa sangat sehat, beraktivitas seperti biasa, dan tanpa sadar menjadi Walking Zombie.
Dalam keadaan sehat, meski mengidap virus, Walking Zombie menularkan virus kepada siapa saja yang melakukan kontak dengannya.
Cina Gunakan Obat anti-HIV untuk Perangi Virus Wuhan
Sebuah tim dokter di Hong Kong, dan pakar penyakit menular Prof Yen Kwok Yung, membuktikan hal itu. Enam dari tujuh individu dalam satu keluarga diidentifikasi mengidap virus, dan seluruhnya menunjukan gejala sakit.
Lima dari enam orang terinfeksi menunjukan gejala sakit lebih cepat. Satu lainnya, seorang bocah usia 10 tahun, sehat-sehat saja sampai beberapa hari setelah diketahui mengidap virus itu.
Penelitian terhadap tujuh orang itu berlangsung pada 10-15 Januari. “Kami menemukan virus Wuhan pada paru-paru anak itu, tapi bocah itu baik-baik saja,” tulis laporan penelitian itu.
Enam anggota keluarga itu melakukan perjalanan ke Wuhan dari Shenzhen pada 29 Desember 2019 sampai 4 Januari 2020. Bocah laki-laki berusia 10 tahun itu, disebut Pasien No 5, adalah satu dari dua anak dalam kelompok itu.
Bocah lainnya adalah seorang gadis usia tujuh tahun. Semula, dokter tak berniat menguji bocah ini, tapi orang tua anak itu memaksa. Bersama dua anggota keluarga lainnya, yang tiba kembali di Hong Kong dalam keadaan demam dan tidak, ternyata membawa virus.
Imlek di Wuhan: Korban Tewas Melonjak, 18 Kota Ditutup, 56 Juta Terisolasi
Peneliti membandingkan temuan ini dengan infeksi asimptomatik yang dikonfirmasi dengan wabah SARS tahun 2003-2004. Hasilnya, Walking Zombie — sebutan lain yang lebih halus adalah pneumonia berjalan — sangat mungkin menjadi penyebar wabah paling efektif.
Laporan terakhir dari Malaysia juga membuktikan hal itu. Tiga pengidap virus 2019-nCov yang ditemukan petugas kesehatan terlihat sehat, alias tidak menunjukan infeksi asimptomatik.
Ketiganya tiba di Malaysia dari Singapura untuk mengunjungi keluarga yang dirawat karena virus Wuhan. Petugas medis yang cekatan membawa ketiganya ke ruang pemeriksaan untuk menjalani tes.
Penelitian tim dokter Hong Kong ini menawarkan ruang optimisme. Bahwa, rejim karantina — seperti digunakan untuk memerangi wabah SARS — harus dilakukan.