JERNIH – Keluarga-keluarga Palestina mulai kembali ke Kota Gaza sementara Israel masih terus melancarkan serangan mematikan di daerah kantong itu, meskipun telah menandatangani tahap pertama kesepakatan gencatan senjata yang membuka jalan bagi pertempuran untuk berhenti dalam 24 jam ke depan.
Mengutip Al Jazeera Arabic, saat keluarga-keluarga yang mengungsi dari wilayah selatan daerah kantong itu pindah ke utara Jumat (10/10/2025), Israel melancarkan serangan mematikan dari helikopter di sebuah lokasi di timur Kota Gaza dan melakukan serangan udara di wilayah selatan Khan Younis.
Sumber di Rumah Sakit Al-Ahli Kota Gaza mengonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa tujuh jenazah telah ditemukan di beberapa daerah di Kota Gaza sejak Jumat pagi. Tidak ada laporan awal mengenai korban dalam serangan di Khan Younis, yang juga mencakup serangkaian penembakan dan tembakan tank berat di utara kota.
Serangan ini merupakan yang pertama dilaporkan di Gaza sejak pemerintah Israel meratifikasi tahap pertama kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas pada Kamis (9/10/2025) malam. Serangan itu terjadi saat tim Al Jazeera di lapangan melaporkan Israel telah mulai menarik pasukannya kembali ke belakang garis yang disepakati berdasarkan kesepakatan Gaza.
“Yang kontroversial adalah adanya aktivitas tinggi pesawat nirawak, jet tempur, dan bahkan kapal perang Israel sejak dini hari tadi,” kata Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera, melaporkan dari Nuseirat di Deir el-Balah, Gaza tengah.
Abu Azzoum mengatakan keluarga-keluarga telah mulai bergerak ke arah utara Jalur Gaza, tetapi masih menunggu untuk memasuki wilayah di Koridor Netzarim, tempat tentara Israel dulu beroperasi. “Mereka menunggu tank Israel terakhir meninggalkan wilayah tersebut untuk memasuki wilayah tersebut,” katanya. Pertahanan sipil Gaza memperingatkan masyarakat untuk menjauh dari daerah perbatasan Kota Gaza sampai pengumuman resmi penarikan pasukan Israel.
Sebelumnya, pemerintah Israel menyetujui “tahap pertama” dari perjanjian gencatan senjata, yang akan meliputi pertukaran tawanan dan penarikan mundur dari sebagian wilayah Gaza. Hanya saja, rincian tentang bagaimana perjanjian ini akan sejalan dengan rencana yang lebih luas untuk mewujudkan perdamaian abadi, jika memang ada, masih belum jelas.
Khalil al-Hayya, Lepala Tim Negosiasi Hamas, mengatakan kelompoknya telah menerima jaminan dari Amerika Serikat dan mediator bahwa kesepakatan pada fase pertama perjanjian gencatan senjata berarti perang di Gaza “telah berakhir sepenuhnya”.
Ratifikasi rencana perdamaian oleh pemerintah Israel, yang dikonfirmasi pada dini hari Jumat pagi, membuka jalan bagi pertempuran di Gaza untuk berhenti dalam waktu 24 jam, sementara Hamas diberi jangka waktu 72 jam untuk membebaskan tawanan Israel.
Jaringan Berita Quds Palestina melaporkan bahwa penduduk Gaza yang meninggalkan Jalur Gaza dari Mesir akan diizinkan pulang melalui penyeberangan Rafah untuk pertama kalinya sejak 7 Oktober 2023. Penduduk Gaza juga akan diizinkan keluar ke Mesir. Sekitar 600 truk bantuan akan diizinkan memasuki Gaza setiap hari, dengan lalu lintas beredar bebas dari selatan ke utara Jalur Gaza di jalan Salah al-Din dan Rashid.