Jenis cedera tertentu, seperti luka bakar dan cedera kaki, lebih sering terjadi pada warga sipil di Gaza dibandingkan pada tentara AS yang berperang di Irak dan Afghanistan.
JERNIH – Sebuah studi yang diterbitkan di British Medical Journal (BMJ) mengungkapkan fakta yang mengejutkan. Warga sipil di Gaza menderita cedera yang pola dan skalanya menyerupai luka-luka pada tentara profesional dalam pertempuran intens.
Temuan ini didasarkan pada data yang dikumpulkan dari puluhan profesional medis internasional yang bekerja di Gaza selama perang yang berlangsung hampir dua tahun.
Menurut Bilal Irfan, seorang bioetikus dan salah satu penulis studi, jenis cedera tertentu, seperti luka bakar dan cedera kaki, lebih sering terjadi pada warga sipil di Gaza dibandingkan pada tentara AS yang berperang di Irak dan Afghanistan.
“Pola cedera yang dialami warga sipil di Gaza adalah pola seperti dialami pada pertempuran sengit dengan para profesional militer. Distribusi dan sifat [cedera] hampir sama atau bahkan lebih buruk,” kata Irfan kepada The Guardian.
Data dalam penelitian ini mencakup pasien yang berhasil mencapai rumah sakit dan selamat, sehingga tidak termasuk luka-luka fatal waraga yang meninggal sebelum mendapatkan perawatan medis.
Luka Bakar Tingkat Empat dan Ancaman Kelaparan
Para peneliti menemukan bahwa luka bakar sangat umum dan parah, terutama di kalangan anak-anak. Lebih dari sepersepuluh kasus luka bakar yang diteliti adalah luka bakar tingkat empat, yang berarti menembus semua lapisan jaringan hingga ke tulang. Studi ini menyimpulkan bahwa parahnya cedera traumatis yang dialami korban mencerminkan dampak dari pemboman udara dan penggunaan bahan peledak berat yang membabi buta di wilayah sipil.
Luka akibat senjata api juga menyumbang sekitar 30% dari total trauma terkait perang. Fakta ini menunjukkan intensitas pertempuran yang tidak membedakan antara pejuang dan warga sipil.
Selain itu, para ahli medis yang berkontribusi pada studi ini—yang berasal dari 22 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Inggris, AS, Kanada, dan Uni Eropa—juga menemukan bahwa gizi buruk telah memperburuk kondisi pasien. Kelaparan menghambat penyembuhan luka dan menyebabkan kematian yang seharusnya bisa dicegah dari kondisi yang dapat diobati. Temuan ini menyoroti dampak mengerikan dari pengepungan Israel terhadap bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza.