Jernih.co

Cara Sepakbola Hormati Para Pahlawan Perang

JERNIH – Hari Pahlawan (National Heroes Day) diperingati di mana-mana, di negara-negara yang bahkan pernah menjadi kolonial sekalipun. Seperti di Inggris misalnya, penghormatan kepada jasa pahlawan dan veteran perang bahkan tidak hanya dalam rupa upacara bendera.

Penghargaan dan rasa hormat itu dilakukan di stadion-stadion sebelum tim-tim sepakbola peserta Premiere League beraksi. Tepat sebelum kick off, ke 22 pemain bola berdiri mengelilingi lingkaran tengah lapangan. Tiga wasit pun sama memimpin upacara berdurasi sekitar satu menit itu.

Pemain cadangan, tim pendukung dan manajer, begitupun ribuan penonton yang hadir berdiri bersama dalam suasana khidmat.

Ini adalah salah satu bentuk yang dilakukan sepakbola memperingati Poppy Appeal and Rememberance itu yang digelar oleh Royal British Legion. Latar belakang momentum dan peristiwanya sendiri hadir dalam sejarah Inggris.

Inggris Raya pernah terlibat dalam perang dunia pertama yang membuat Eropa rapuh. Kendati Inggris memenangi PD I tetapi jatuh banyak korban militer dan banyak veteran perang yang kehidupannya berantakan setelah itu.

Dampak perang juga amat mempengaruhi  industri di Inggris yang kian runyam. Pendek kata pasca PD I kemenangan Inggris tak memberi pengaruh pada industri dan ekonomi lebih baik.

Situasi buruk, trauma perang, hancurnya motivasi warga Inggris, memunculkan kesadaran masyarakat khususnya veteran perang dari prajurit hingga perwira untuk bersatu dan membuat gerakan. Tujuan gerakan bisa dibagi dua, pertama sebagai perjuangan sosial, kedua menekan  pihak kerajaan mau membuka mata situasi gelap tersebut.

Gayung bersambut, pihak kerajaan menyambut baik inisiatif yang salah satunya digerakkan oleh Lord Haig. Field Marshal The 1st Earl Haig (1861–1928) adalah komandan Inggris di Pertempuran Somme dan Passchendaele.

Lahirlah kemudian pada 15 Mei 1921 lembaga bernama Royal British Legion yang merupakan kolaborasi dari berbagai kelompok para veteran PD I. Partisipasi monarki cukup dengan memberikan piagam sehingga lembaga dan gerakan ini resmi, walaupun piagam itu sendiri diberikan empat tahun kemudian.

Kekalahan Jerman yang membangkitkan semangat baru yang diusung partai Nazi membawa Inggris dan sekutunya memasuki PD II. Peristiwa ini justru menumbuhkan loyalitas di kalangan veteran Inggris bahkan Royal British Legion memasok banyak aktivis di garda belakang.

Gerakan Royal British Legion (RBL) semakin berkembang pasca PD II. Bahkan sampai hari ini. Ketika Inggris terlibat lagi dalam peperangan di TImur Tengah, RBL tetap membuka pintu bagi veteran perang itu.

Di sisi lain, RBL aktif mnejalankan roda organisasi dan melakukan pendekatan dengan berbagai elemen masyarakat. Maka, di usia organisasi (termasuk peringatan Rememberance Sunday) yang ke 100 pada tahun ini, RBL mampu mempengaruhi lebih banyak orang.

Termasuk dengan FA yang memanfaatkan ajang EPL 2021-2022 untuk mengajak orang-orang memberikan penghormatan. Lambang bunga Poppy warna merah yang merupakan penanda gerakan RBL menghias lapangan. Juga bersemayam di dada pemain sepakbola, menempel di jersey mereka. Pin-pin menempel di baju panitia EPL maupun pengurus klab. Jadi kalau Anda ingin membeli jersey Chelsea periode 2021-2022 pembeda utamanya terletak pada lambang Poppy ini.

RBL menghimpun dana untuk menyantuni para veteran perang agar tidak hanya mengandalkan negara. Tetapi yang jauh lebih penting, RBL menggaungkan semangat respect kepada para pahlawan dan veteran. Dan, circle sepakbola Inggris itu menghargai mereka yang pernah menjadi garda bagi negara. (*)

Exit mobile version