Yang menyakitkan tentu panitia balap Vietnam. Sirkuit Hanoi yang sedianya jadi tuan rumah race ketiga setelah Australia dan Bahrain, bubar. Padahal Vietnam yang negara berkembang itu punya mimpi besar pada dunia F1.
WINA – Kementerian Kesehatan Austria akhirnya memberikan izin pelaksanaan balapan F1 musim 2020. Sirkuit Spielberg sendiri menjadwalkan pada 5 Juli jika tak ada aral. Inggris juga memberikan lampu kuning. Balapan di Silverstone digelar setelah GP Austria, dengan tenggang dua minggu atau pada 19 Juli.
Kabar ini sedikitnya memberikan sinar terang bagi dunia gelaran balap jet darat sedunia itu. Maklum, saat hendak dimulainya musim 2020, balapan pertama yang biasa dihelat di Australia (15 Maret) dibatalkan. Padahal kala itu, hampir semua tim sudah tiba di sirkuit Melbourne.
Lalu berturut sembilan race lagi bernasib nyaris serupa. Empat di antaranya sudah memastikan berstatus batal. Sedang lima lainnya ditunda. Kapan dimulai? Belum ada kepastian atas penggantian jadwal.
Yang menyakitkan tentu panitia balap Vietnam. Sirkuit Hanoi yang sedianya jadi tuan rumah race ketiga setelah Australia dan Bahrain, bubar. Padahal Vietnam yang negara berkembang itu punya mimpi besar pada dunia F1.
Padahal pemerintah Vietnam mati-matian membangun sirkuit ini yang groundbreaking-nya dimulai setahun silam, Maret 2019. Bahkan arsitek arena balap sepanjang 5,6 km ini menggunakan jasa arsitek Jerman Hermann Tilke. Ongkos yang dikeluarkan untuk membangun sebuah sirkuit menurut Formula Money mencapai 270 juta dollar AS. Dan biaya pembuatan jalur termasuk pengaspalan adalah yang termahal.
Lenyap sudah harapan Vietnam mengawali 2020 dengan balapan bergengsi. Sirna pula keinginan pengegmar F1 yang sudah terlanjur membeli tiket sejak Agustus 2019 lalu.
Jadwal F1 2020 adalah sebanyak 22 seri. Juni 2020 seharusnya digelar di Azerbaijan, Kanada dan Perancis. Dua negara pertama memastikan postponed. Sedangkan Perancis mengibarkan bendera batal.
Situs statista.com mempredikasikan kerugian dari sektor hosting fee mencapai 602 juta dollar AS. Itu jika seluruh gelaran F1 sebanyak 22 seri ditiadakan. Dengan kehilangan sektor ini, diperkirakan penyelenggara F1 kehilangan pendapatan mencapai 83 juta dollar AS.
Setiap negara penggelar balapan F1 membayar biaya hosting rata-rata sebesar 30 juta dolar AS per musim. Biaya itu terus bertambah setiap tahun.
Ada biaya lain yang muncul, terlebih bagi negara-negara yang menggunakan sirkuit jalan raya seperti Monaco dan Singapura. Dua negara ini harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk membangun dan membongkar sirkuit.
Untuk biaya pergelaran F1 rata-rata menurut Formula Money sebesar 57,5 juta dollar AS, sehingga total jendral biaya yang musti dikeluarkan negara penggelar F1 sedikitnya 87,5 juta dollar AS.
Jadi bisa dibayangkan jika menggelar F1 lalu terjadi pandemi seperti hari ini, berapa kerugian yang harus ditanggung. [ andra nuryadi ]