Site icon Jernih.co

Naufal Takdir Al Bari Meninggal di Rusia Saat Ikuti Pelatihan

Di dunia senam namanya tengah mendaki. Terpilih menjadi tim nasional senam yang disiapkan hingga menuju Olimpiade Los Angeles 2028. Sayang takdir Naufal berbicara lain.

JERNIH – Dunia olahraga Indonesia berduka mendalam atas kepergian Naufal Takdir Al Bari, atlet senam artistik putra berusia 19 tahun yang meninggal dunia di Penza, Rusia, pada Kamis, 25 September 2025. Naufal, yang dikenal sebagai salah satu pesenam paling potensial di tanah air, menghembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perawatan intensif selama 12 hari akibat kecelakaan saat latihan.

Naufal Takdir Al Bari lahir pada 12 Maret 2006 di Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Namun, masa kecil dan remajanya dihabiskan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, di mana ia tumbuh besar dan menemukan passion-nya dalam olahraga senam. Sejak usia dini, Naufal menunjukkan bakat luar biasa dalam senam artistik, olahraga yang menuntut kekuatan, fleksibilitas, dan presisi tinggi. Ia menempuh pendidikan menengah di SMA Negeri 1 Kebomas, Gresik, di mana ia tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga.

Naufal adalah sosok yang disiplin dan rendah hati. Ia diterima sebagai mahasiswa baru di Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada tahun 2025.

Meski karir atletnya mendominasi, Naufal tetap menyeimbangkan pendidikan dengan latihan intensif, menjadikannya teladan bagi rekan-rekannya. Keluarganya, termasuk saudara kandungnya Affua Mufarik (biasa dipanggil Arik), selalu menjadi pendukung utama. Agama Islam yang dianutnya tercermin dari nama lengkapnya yang sarat makna religius, dan ia dikenal sebagai pemuda yang taat beribadah.

Ia dikenal sebagai spesialis floor exercise (lantai) dan rings (cincin), dengan gaya performa yang dinamis dan penuh kreativitas. Dedikasinya membuahkan hasil cepat, membuatnya menjadi langganan juara di tingkat nasional.

Prestasi di Porprov 2022 menjadi titik balik, di mana Naufal membuktikan dirinya sebagai bintang muda. Persatuan Senam Indonesia (Persani) memasukkannya ke dalam skuad nasional, dan ia menjadi bagian dari program pengembangan jangka panjang.

Pada September 2025, Naufal dikirim ke Rusia untuk training camp di The Palace of Sport Training Center Burtasy, Penza, bersama empat atlet senam putra lainnya dan dua pelatih. Program ini, yang didanai oleh Pusat Pelatihan Olahraga Nasional (PPON) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), bertujuan mempersiapkan tim Indonesia menghadapi Kejuaraan Dunia Senam Artistik FIG ke-53 tahun 2025, SEA Games Thailand 2025, hingga Olimpiade Los Angeles 2028.

Kisah Naufal berakhir tragis pada 13 September 2025, saat ia mengalami kecelakaan selama sesi latihan rutin di pusat pelatihan Rusia. Cedera leher serius yang dialaminya langsung mengirimnya ke Rumah Sakit G.A. Zakharyin, di mana ia menjalani perawatan di ruang ICU selama 12 hari.(*)

BACA JUGA: LaNyalla Desak Tambahan Anggaran KONI Jatim Demi Tingkatkan Prestasi Atlet

Exit mobile version