Jernih.co

NBA 2019/2020: Rudy Gobert, Kau yang Mulai, Kau yang Mengakhiri

Florida – Maret 2020, tepatnya pada tanggal 23, Rudy Gobert mengunggah tulisan, “Hanya untuk memberi Anda kabar terbaru, kehilangan bau dan rasa jelas merupakan salah satu gejalanya, belum dapat mencium bau apa pun selama 4 hari terakhir. Adakah yang mengalami hal yang sama?”

Sedih dan campur aduk perasaan center Utah Jazz itu, tatkala mengalami gejala Covid-19 dan kemudian secara resmi ia dinyatakan sebagai pemain NBA pertama yang terpapar. Lalu berurutan beberapa pemain resmi dinyatakan terinfeksi virus Corona.

Seiring pula dengan melonjaknya kasus di negeri Paman Sam, komisioner NBA pun sepakat menghentikan kompetisi musim 2019/2020.

Selama dua minggu ia mengisolasi diri. Bahkan ia merasa berdosa telah membuat situasi menjadi sangat tidak nyaman. Dalam suasana tak nyaman itu, ia masih melakukan donasi membantu para pekerja di NBA maupun petugas medis.

Nama Gobert mendadak melonjak lagi ketika kompetisi lanjutan NBA digelar kembali dengan sistem baru yang digelar di satu tempat. Kali ini saat adu antara Utah Jazz melawan New Orleans Pelicans.

Starting line-up Jazz terdiri dari Gobert, O’Neale, Ingles, Mitchell dan Conley. Ini formasi utama Jazz. Gobert membuka skor lewat alley-oop ketika waktu baru bergulir 11,42 detik. Jazz terus menekan Pelicans. Hanya dalam tempo lima menit Jazz sudah membuat jarak cukup jauh, 19-8. Gobert seakan memberikan inspirasi bagi tim, sekaligus membuka jalan kemenangkan kedua kalinya melawan New Orleans.

Pertemuan kedua tim ini terakhir terjadi pada 6 Januari silam. Pelicans menyerah dengan skor tipis 126-128 di kandang Jazz. Gobert tidak mencetak poin banyak kala itu. Tetapi ia banyak melakukan rebound.

Sayang, usai lima menit pertama justru Pelicans bangkit. Brandon Ingram cs menyudahi kuarter pertama dengan skor 26-23.

Gobert (kiri), Mitchell (kanan), andalan Jazz yang terpapar Covid-19

Di kuarter kedua, Pelicans terus menekan. Permainan mereka berkembang dan mengakhir dengan poin 60-48. Namun situasi berbalik di kuarter ketiga. Gobert cs menggebrak ketertinggalan. Ia tunjukkan aksi rebound yang menjadi kekuatannya. Situasi kritis terjadi di kuarter empat, saat tinggal 8 detik. Donovan Mitchell men-dribble bola lalu melempar ke Gobert yang berdiri lebih dekat ke ring. Skor imbang 104-104.

Ketika Gobert hendak melakukan dunk, Derrick Favors menghalangi. Maksud Favors melakukan block yang terjadi malah foul. Waktu tinggal 6,9 detik, Gobert mendapat bonus dua kali free throw. Nice! Kedua kesempatan itu tak ia sia-siakan. Skor 106-104.

Waktu berjalan cepat. Bola dibawah kendali Pelicans. Brandon Ingram, si pencetak skor terbanyak New Orleans itu seperti ingin menyudahi lewat tembakan tiga angka. Sayang, hanya memantul di ring.

Tak pelak, Ingram dan Clarkson (Jazz) saling menjadi pencetak skor tertinggi, masing-masing 23 poin. Tapi bukan mereka yang jadi bintang. Melainkan, Rudy Gobert.

Gobert memulai dengan alley-oop dua poin dan menyudahi lewat free throw dua poin. Jazz unggul dan Gobert menutup kemenangan itu.

Pemain timnas basket Prancis ini lagi-lagi menjadi pencetak rebound terbanyak, kali ini sebanyak 12 kali. Sepanjang karirnya di Utah Jazz sejak 2013 musim 2019/2020 merupakan peningkatan jumlah rebound.

Peristiwa yang patut dicatat, kemenangkan Jazz adalah berkat aksi Donovan dan Gobert. Dua andalan Jazz yang justru sama-sama terkena Covid-19. Keduanya juga mewakili Utah Jazz ambil bagian di NBA All Stars 2020 Februari silam.

Bagi Gobert, hidup terasa menakjubkan. Satu kali ia benar-benar merasa bersalah karena membawa virus Covid. Sampai-sampai ia harus meminta maaf ke publik atas kecerobohannya itu yang membuat orang lain tertular virus Corona.

Tetapi empat bulan kemudian, ia mendadak menjadi bintang pertandingan. “Hidup bekerja dengan cara yang mistrius,” ujarnya usai pertandingan. (*)

Exit mobile version