Site icon Jernih.co

Reebok Minta Tim Sepak Bola Israel Hapus Logo Perusahaannya

Timnas sepak bola Israel (Foto: AP)

JERNIH – Times of Israel melaporkan produsen pakaian olahraga global Reebok meminta tim sepak bola nasional Israel untuk menghapus logonya dari seragamnya. Ini seiring kampanye boikot global atas perang Gaza meluas ke olahraga, budaya, dan perdagangan.

Menurut laporan media Israel itu, perusahaan tersebut menyampaikan permintaannya melalui pemasok peralatan lokal, MSG Group, yang meminta agar mereknya ditarik dari perlengkapan resmi tim.

Menanggapi hal tersebut, Asosiasi Sepak Bola Israel mengeluarkan pernyataan resminya. “Kami menyesalkan keputusan Reebok untuk menyerah pada ancaman boikot yang tidak berdasar. Ada undang-undang yang jelas yang mengkriminalisasi boikot, dan kami akan mempertimbangkan semua opsi hukum yang tersedia,” ungkap asosiasi itu.

Insiden ini terjadi di tengah gelombang aksi boikot yang semakin meningkat terhadap pendudukan Israel, yang mencakup sektor komersial, budaya, dan olahraga. Para aktivis dan organisasi masyarakat sipil telah mengintensifkan kampanye untuk memprotes perang genosida yang sedang berlangsung di Gaza dan eskalasi pelanggarannya di wilayah Palestina.

Meningkatnya Seruan Memboikot Rezim Israel

Dari balapan sepeda di Spanyol hingga arena basket di Polandia, dampak genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza semakin meluas ke kehidupan olahraga dan budaya di seluruh Eropa. Protes dan boikot meningkat, menggaungkan tindakan yang pernah diterapkan terhadap Afrika Selatan era Apartheid dan, baru-baru ini, Rusia setelah dimulainya perang di Ukraina. 

Sebuah balapan sepeda besar di Spanyol diganggu para demonstran yang menentang partisipasi tim Israel. Di Polandia, para penggemar mencemooh lagu kebangsaan Israel sebelum pertandingan Eurobasket. Beberapa penyiar Eropa juga mengancam akan memboikot Kontes Lagu Eurovision tahun depan jika Israel diizinkan untuk berkompetisi.

Reaksi keras ini mencerminkan seruan yang semakin besar untuk mengisolasi Israel secara internasional atas jumlah korban tewas yang tak tertahankan dan krisis kemanusiaan yang mengerikan di Gaza. Para kritikus berpendapat bahwa Israel harus menghadapi pengecualian yang sama seperti yang dialami Rusia pada 2022, ketika para atletnya dilarang mengikuti kompetisi besar dan dipaksa berkompetisi di bawah bendera netral.  

Sejauh ini, Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan FIFA menolak seruan untuk bertindak, dengan menuduh bahwa Israel tidak melanggar ambang batas hukum yang sama seperti dilanggar Rusia dengan mencaplok wilayah Ukraina. “Ini berbeda,” kata Christophe Dubi, direktur eksekutif IOC untuk Olimpiade, saat didesak di Milan minggu ini.

FIFA menolak berkomentar mengenai kebijakan Israel-nya atau mengenai penundaan proses peninjauan pengaduan Palestina yang berupaya melarang Israel dari kompetisi internasional. Sementara itu, federasi sepak bola Eropa mengklaim mereka terpaksa memainkan tim Israel untuk menghindari sanksi, meskipun pengawasan publik semakin meningkat. 

CEO Basketball Ireland, John Feehan, mengakui federasinya merasa tidak nyaman menghadapi Israel di kualifikasi Eurobasket Wanita November ini. “Menghadapi Israel dalam situasi seperti ini bukanlah skenario yang kami inginkan,” ujarnya. Namun, menolak akan memicu hukuman yang “sangat merugikan olahraga ini.”

Kecaman Publik terhadap Genosida

Tim-tim Israel menghadapi sambutan yang tidak menyenangkan di seluruh Eropa. Di Katowice, Polandia, lagu kebangsaan Israel dicemooh keras di Eurobasket.

Pada bulan Agustus, penggemar  klub Israel Maccabi Haifa memajang spanduk kontroversial bertuliskan “Pembunuh sejak 1939” selama pertandingan Liga Konferensi Eropa melawan Raków Częstochowa dari Polandia, sebuah pertandingan yang dipindahkan ke Debrecen, Hungaria, karena alasan keamanan. 

Provokasi serupa terjadi pada 2024, ketika pendukung tim Maccabi Tel Aviv menyerbu kota Amsterdam, Belanda, dan menurunkan bendera Palestina yang dipasang di balkon dan jendela, memicu bentrokan antara pihak Israel dan ratusan individu pro-Palestina.

Pada saat itu, insiden seputar pertandingan Maccabi melawan Ajax, termasuk bentrokan keras antara penggemar Israel dan penonton, perusakan properti, dan pembakaran bendera Palestina, memicu kecaman publik yang keras.

Exit mobile version