Seorang pria hanya diizinkan memberi donor sperma sebanyak 25 anak dalam 12 keluarga.Adapun tujuan aturan tersebut dimaksud untuk mengurangi kemungkinan seseorang menikah dengan saudara kandungnya tanpa disadari.
JERNIH-Seorang pria bernama Jonathan dijatuhi sanksi denda sebesar sebesar 88.000 Euro (Rp1,4 miliar) oleh pemerintah Belanda setelah ia diketahui terlalu banyak memberikan donor spermanya ke klinik-klinik yang ada di sana.
Sejak 2017 sebetulnya Jonathan telah mendapat larangan untuk mendonorkan spermanya, setelah ia ketahuan menjadi ayah dari lebih dari 100 anak. Namun ia mengabaikan larangan tersebut dan terus mendonorkan spermanya ke luar negeri dan secara online.
Akibat kenekatan Jonathan melanggar aturan tersebut hingga kini terdapat sekitar 550-600 anak diduga hasil dari sperma yang didonorkannya, dihitung sejak pertama kali menyumbangkan sperma, yakni 2007.
Karena pelanggaran tersebut, ia dibawa ke pengadilan oleh sebuah yayasan yang melindungi hak-hak anak donor dan ibu dari salah satu anak yang diduga lahir dari spermanya.
baca juga: Waduh.. Pekerja Perusahaan Ini Wajib Copot Baju Sebelum Masuk Kantor
“Intinya adalah bahwa jaringan kekerabatan dengan ratusan saudara tiri ini terlalu besar,” kata juru bicara pengadilan, Gert-Mark Smelt.
Dalam putusannya pengadilan di Den Haag memerintahkannya untuk menulis daftar semua klinik bekerjasama dengannya. Selanjutnya, klinik-klinik tersebut diminta untuk memusnahkan semua sperma tersebut.
Bidang Kesehatan Belanda telah mengatur terkait pendonoran sperma dimana seorang pria hanya diizinkan memberi donor sperma sebanyak 25 anak dalam 12 keluarga, sebagaimana dilansir BBC.
baca juga: Begini Cara Cek Apakah Kendaraan Kita Pernah Terekam ETLE
Adapun tujuan aturan tersebut dimaksud untuk mengurangi kemungkinan seseorang menikah dengan saudara kandungnya tanpa disadari.
Hakim pengadilan Den Haag, Thera Hesselink, mengatakan dalam pengadilan bahwa Jonathan terus menyumbangkan spermanya kepada calon orang tua baru meskipun telah ada putusan pengadilan pada 2017.
Dalam aksinya, ia berbohong terkait informasi penting, termasuk jumlah anak dari sperma yang telah didonorkan.
“Semua orang tua ini sekarang dihadapkan pada kenyataan bahwa anak-anak dalam keluarga mereka adalah bagian dari jaringan kekerabatan yang besar, dengan ratusan saudara tiri, yang tidak mereka pilih,”. (tvl)