Site icon Jernih.co

Pria Ini Pakai Burka Demi Menangi Pertandingan Catur

Omondi adalah pecatur yang terkenal, tetapi Omondi menganggap punya peluang menang lebih besar pada kategori wanita. Ia mengaku melakukan aksi nekad tersebut didorong “kebutuhan finansial”.

JERNIH-Seorang pecatur pria diketahui menyamar sebagai seorang perempuan untuk dapat turut serta dalam turnamen catur kategori wanita di Kenya. Pria berusia 25 tahun itu mengenakan burka dari ujung rambut sampai ujung kaki dan memakai kacamata.

Pria yang kemudian dikenali sebagai Stanley Omondi mendaftarkan dirinya dalam turnamen tersebut sebagai Millicent Awour. Penyamaran Omondi terbongkar saat pihak penyelenggara curiga dengan identitas Millicent Awour setelah dia berhasil memenangi beberapa partai yang sulit. 

Turnamen catur Kenya Terbuka ini merupakan kompetisi tahunan yang digelar di ibu kota Kenya, Nairobi. Tahun ini, jumlah pesertanya lebih dari 400 orang dari 22 negara. Sebanyak 99 orang di antara mereka bersaing dalam kategori wanita. Pemenangnya akan membawa pulang lebih dari 3.000 dollar AS (Rp 44,3 juta).

baca juga: OJK: Ada Sebelas Perusahaan Asuransi Bermasalah di 2023

Ketua Federasi Catur Kenya, Bernard Wanjala, menjelaskan kecurigaan terhadap pemain yang mengenakan jilbab tersebut.

“Awalnya kami tidak curiga, karena mengenakan jilbab itu normal,” kata Wanjala kepada BBC Sport Africa.

Kecurigaan muncul saat dalam pertandingan Omondi memenangi beberapa pemain yang selama ini sulit dikalahkan.

“Tapi di sepanjang jalan, kami melihat dia menang melawan pemain yang sangat kuat dan tidak mungkin ada orang baru yang belum pernah berpartisipasi dalam turnamen (sedemikian tangguh).”

Penyelenggara kemudian menemukan kejanggalan lain yang memperkuat kecurigaan, antara lain alas kaki yang dikenakan yang dinilai maskulin.

baca juga: Begini Cara Cek Apakah Kendaraan Kita Pernah Terekam ETLE

“Salah satu tanda kejanggalan yang juga kami perhatikan (adalah) sepatunya, dia memakai sepatu yang lebih maskulin, bukan feminin,” kata Wanjala.

Pecatur yang menggunakan nama Millicent Awour tersebut juga tidak berbicara termasuk saat datang untuk mengambil tanda peserta.

“Biasanya ketika seorang pecatur bermain, dia akan berbicara dengan lawan karena bermain catur bukanlah perang melainkan persahabatan.” 

Meski Millicent Awour itu tampak janggal, namun pihak panitia mengizinkannya untuk lanjut bermain karena mereka takut dituduh melakukan diskriminasi terhadap orang yang mengenakan baju keagamaan.Panitia baru menegurnya pada babak keempat .

baca juga: OJK: Ada Sebelas Perusahaan Asuransi Bermasalah di 2023

“Setelah dia memenangi pertandingan yang sangat sulit, kami menegurnya. Dia tidak terkejut,” papar Wanjala. “Dia mengakui bahwa dia adalah laki-laki. Dia menyesali apa yang terjadi, meminta maaf dan mengatakan dia hanya melakukan itu karena dia mengalami kesulitan keuangan dan berpikir memenangi turnamen akan membantunya mengatasi kesulitan itu.” 

Sebelumnya Federasi Catur Kenya juga pernah menangani kasus kecurangan usia, namun kasus Omondi baru pertama kali terjadi

“Ini adalah kasus ekstrem, keputusannya mungkin termasuk larangan. Saya mengesampingkan larangan seumur hidup, tetapi dia mungkin diberikan larangan bermain catur selama beberapa tahun,”

Namun Wanjala menyatakan jika Omondi tidak akan didepak dari dunia catur selamanya. Omondi kemungkinan besar hanya akan mendapat larangan berpartisipasi dalam kejuaraan catur selama “beberapa tahun”. Omondi adalah pecatur yang terkenal, tetapi Wanjala meyakini Omondi menganggap punya peluang menang lebih besar pada kategori wanita.

Dilansir BBC, Omondi telah menyampaikan permohonan maafnya secara tertulis dimana ia mengaku melakukan aksi nekad tersebut didorong “kebutuhan finansial”. Omondi juga “siap menerima segala konsekuensi” atas perbuatannya. Namun Omondi tidak menanggapi permintaan wawancara dari BBC. (tvl)

Exit mobile version