JERNIH – Vaksin menjadi cara paling efektif untuk memberantas infeksi yang mematikan yakni Covid-19. Tiga produsen utama kini telah melaporkan temuan awal mereka dan semuanya sangat positif. Tapi berapa lama vaksin virus corona ini bertahan di dalam tubuh?
University of Oxford adalah yang terbaru yang mengungkapkan temuan uji klinisnya. Data sementara menunjukkan bahwa vaksin itu 70 persen efektif, meskipun it dapat ditingkatkan hingga 20 persen lagi dengan beberapa penyesuaian. Awal bulan ini, Pfizer/BioNTech dan Moderna mengklaim bahwa vaksin mereka lebih dari 90 persen efektif.
Tapi berapa lama vaksin ini bertahan, dan apakah kita membutuhkan lebih dari satu dosis? Masih belum sepenuhnya jelas berapa lama vaksin masing-masing produsen akan tetap efektif di dalam tubuh. Vaksin tersebut memicu respons imun, yang berhasil menyebabkan tubuh memproduksi antibodi Covid-19.
Seperti dikutip Express.UK, kemarin, pada Juli lalu, Universitas Oxford mengungkapkan bahwa vaksin mereka bertahan setidaknya selama 56 hari. Para ilmuwan melacak antibodi ini, dan menemukan bahwa mereka masih ada setelah 56 hari, ketika penelitian berakhir. Sedangkan untuk vaksin Pfizer atau Moderna, belum diketahui berapa lama masa pakai vaksin tersebut.
Itu berarti bahwa masyarakat mungkin memerlukan setidaknya dua dosis vaksin agar efektif. Mungkin juga terjadi dosis diperlukan sampai infeksi telah diberantas.
Vaksin Oxford secara signifikan lebih murah dibandingkan buatan Pfizer dan Moderna. Uji klinis mereka melibatkan basis data besar, lebih dari 24.000 orang di seluruh dunia, termasuk di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan. Selain itu, vaksin dapat disimpan pada suhu lemari es dan dapat dengan mudah diberikan dalam pengaturan perawatan kesehatan saat ini.
Andrew Pollard, kepala penyelidik vaksin Oxford mengatakan penemuan ini menunjukkan bahwa vaksin mereka akan dapat menyelamatkan banyak nyawa. Dia melanjutkan bahwa salah satu regimen dari dosis uji coba menunjukkan efektivitas 90 persen, lebih tinggi dari yang dilaporkan secara keseluruhan.
Menurutnya, jika regimen dosis ini digunakan, lebih banyak orang dapat divaksinasi dengan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi. “Pengumuman ini hanya dapat dilakukan berkat banyak sukarelawan dalam uji coba kami dan tim peneliti yang bekerja keras dan berbakat, yang berbasis di seluruh dunia,” katanya. [*]