Varian Lambda dikenal kemampuannya menghindari sistem imunitas dan bermutasi melawan antibodi yang telah diinduksi vaksin.
JERNIH-Virus Corona varian Lambda telah masuk negara Filipina. Virus tersebut ditemukan pada pasien wanita berusia 35 tahun. Departemen Kesehatan Filipina (DOH) mengkorfimasi temuan tersebut pada Minggu (15/8/2021). pada Minggu (15/8).
Dilansir Reutess, setelah pengumuman kasus pertama Lambda itu, DOH mengingatkan seluruh masyarakat agar secara ketat mematuhi standar protokol kesehatan.
Varian Lambda pertama kali dideteksi di Peru pada akhir 2020, dan masuk klasifikasi varian of interest (VOI) oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada 14 Juni lalu.
Variant of interest adalah virus kategori pertama yang mana ada indikasi varian itu punya mutasi yang bisa memengaruhi sifat penularan, kepekaan alat tes, keparahan gejala, sampai kemampuan virus menghindari sistem imunitas.
Pihak berwenang Filipina segera melakukan tracing dan investigasi kasus pertama tersebut. Di samping itu juga melakukan verifikasi pada pasien wanita tersebut apakah dia baru kembali dari perjalanan luar negeri atau malah sebaliknya.
DOH mengatakan pada kasus tersebut pasien tidak menunjukkan gejala, dan pulih setelah menjalani masa isolasi 10 hari.
Berdasarkan pernyataan WHO yang dikutip Reuters, hasil penelitian laboratorium menunjukkan bahwa varian Lambda dikenal kemampuannya menghindari sistem imunitas dan bermutasi melawan antibodi yang telah diinduksi vaksin. Namun masih sedikit bukti penelitian sehingga perlu penelitian lebih lanjut.
“[Varian Lambda] memiliki potensi untuk mempengaruhi penularan SarS-CoV-2 dan saat ini sedang dipantau untuk kemungkinan signifikansi klinisnya,” kata DOH.
Saat ini Filipina masih diterjang Corona varian Delta. Bahkan DOH mengumumkan total kasus varian Delta di Filipina menjadi 807 kasus.