Site icon Jernih.co

Beberapa Fakta Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kacab BUMN

Mereka secara acak mengajak kepala cabang bank yang mau diajak bekerja sama, namun ternyata tidak ada kepala cabang bank yang mau diajak bekerja sama.

Akhirnya mereka sepakat untuk melakukan penculikan dengan sasaran kepala cabang bank agar dapat melakukan pemindahan dana di rekening dormart.

JERNIH-Sebanyak 15 orang tersangka penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang pembantu Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37) telah ditangkap Dirreskrimum Polda Metro Jaya. Dalam kasus tersebut, diketahui dua oknum anggota Kopassus ikut terlibat.

Setelah dilakukan pemeriksaan secara mendalam, polisi berhasil mengungkap peran seluruh tersangka yang dibagi dalam empat klaster. Berikut fakta peran masing-masing tersangka sebagaimana disampaikan Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Putra mengungkapkan

1.             Kronologi kejadian

Aksi para pelaku tersebut bermula saat tersangka C alias Ken hendak memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan. Namun pemindahan uang tersebut harus atas persetujuan kepala cabang.

Mereka secara acak mengajak kepala cabang bank yang mau diajak bekerja sama, namun ternyata tidak ada kepala cabang bank yang mau diajak bekerja sama.

Mereka akhirnya sepakat untuk melakukan penculikan dengan sasaran kepala cabang bank agar dapat melakukan pemindahan dana direkening dormart. Pemilihan sasaran berdasarkan kartu nama yang ada.

“Ini dipilih secara random karena kebetulan salah satu tersangka ini punya kartu namanya saja awalnya. Jadi tidak ada yang kenal dengan korban”

“Bahwa korban ini adalah acak, yang mana acaknya berawal dari tim K ini sebar mencari kacab yang bisa didekati. Namun, tidak bisa didekati, tapi sudah dapat datanya. Atas data tersebutlah yang diberikan kepada DH,”.

3.             Motif Pembunuhan

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa motif penculikan dan pembunuhan terhadap Kepala Cabang Pembantu salah satu bank BUMN di Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37) adalah keinginan pelaku untuk memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan yang telah disiapkan.

4.             Peran 15 Tersangka 

Untuk memudahkan penyidikan Polda Metro Jaya membagi empat klaster kategori terkait dengan peran dari para tersangka kasus penculikan hingga terjadinya pembunuhan terhadap korban, Mohamad Ilham Pradipta (37).

Menurut Dir Krimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, mereka memiliki peran dan tugasnya masing-masing.

“Sebanyak 15 orang tersangka di mana dari 15 tersangka tersebut kami membagikan menjadi empat kategori klaster,” kata Wira.

Mereka terbagi dalam empat klaster, yakni klaster aktor intelektual, pengintai, penculik dan eksekutor serta pembuang jasad korban. Dwi Hartono termasuk klaster aktor intelektual bersama C alias Ken, YJ dan AA.

Sementara klaster penculik yang sudah ditangkap adalah Eras, RS, AT dan RAH. Sedangkan, E alias Eka, W alias Wiranto, dan Rohmat Sukur masuk dalam klaster pengintai.

Kopda FH berperan sebagai perantara dalam mencari orang untuk menjemput paksa dalam rangakaian penculikan dan pembunuh korban.

5.             Dua Oknum Kopassus terlibat

Dari hasil pemeriksaan juga terungkap adanya dua oknum anggota TNI. Mereka yakni Sersan Kepala (Serka) N dan Kopral Dua (Kopda) FH yang terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan Muhammad Ilham Pradipta.

Menurut Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel (Cpm) Donny Agus Priyanto mengatakan, keduanya berasal dari satuan Kopassus.

6.         Sosok S di Kasus Pembunuhan Kacab BUMN

Dalam perkembangannya diketahui adanya sosok S yang diduga membocorkan data rekening dormant. Info tersebut disampaikan kepada tersangka utama C alias Ken.

Sebelumnya Ilham ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di Desa Nagasari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, setelah sebelumnya diculik di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, pada Kamis 21 Agustus 2025. (tvl)

Exit mobile version