Site icon Jernih.co

Ken Setiawan: Ada Mahasiswi UIN Lampung Terpapar NII Sejak Semester Awal

Kampus yang dikenal memiliki Rektor hingga dosen orang NU ternyata justru banyak mahasiswanya menjadi korban pengrekrutan NII yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Lampung sendiri.

JERNIH-Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengaku kaget mendapatkan laporan lewat telepon dari salah satu mahasiswi UIN Lampung yang menyatakan dirinya terlibat di NII sejak semester awal.

Informasi yang diterima tersebut juga menyebut jika salah satu yang melakukan pengrekrutan terhadap 30 warga di Sidodadi Asri Jatiagung Lampung Selatan menjadi anggota NII, mengenyam pendidikan di UIN Lampung. Kepala Desa setempat membenarkan informasi tersebut.

Pasalnya, selama ini kampus UIN Lampung disebut sebagai kampus yang steril dari bahaya paham NII dan Khilafah, sebab di kampus tersebut seluruh pejabatnya berasal dari NU, yakni Rektornya dari NU, Dekan dan Dosen juga NU.

Dengan keberadaan kader-kader NU di UIN Lampung, maka seharusnya tidak mungkin paham NII atau khilafah masuk ke Kampus UIN.

Di sisi lain, Putri (nama samaran) yang merupakan korban NII mengatakan bahwa justru UIN Lampung sebagai basis perekrutan NII.

“Saat ini sudah banyak banget mahasiswa dan mahasiswi yang terpapar, tapi mereka tidak tampak karena pintar berkamuflase, jangankan rektor maupun dosen, sahabatnya sendiri pun tidak tahu kalau dia NII, mereka pintar menyembunyikan jatidiri.” Kata ken menjelaskan mengapa keberadaan mereka sulit terdeteksi.

Korban pengrekrutan lain yang juga melapor adalah seorang pelajar Maarif NU di Bandar Lampung. Ia mengaku jika yang melakukan pengrekrutan terhadap dirinya adalah mahasiswa UIN Lampung.

Ken tidak menyalahkan siapapun, termasuk aparat dan pemerintah, karena memang gerakan NII itu senyap dan pintar kamuflase. Mereka juga membaur dengan masyarakat.

Selama ini juga masyarakat merasa aman karena tidak ada lonjakan kasus NII padahal jika terasa tenang dan aman biasanya bahaya besar siap mengancam.

Selanjutnya Ken mengingatkan akan bahaya besar yang terjadi jika lengah karena merasa aman.

“Tidak ada kamus aman dalam menghadapi potensi konflik di masyarakat, justru ketika kita merasa aman itu adalah bahaya terbesar sebab biasanya bila kita merasa aman maka kita lengah.”. (tvl)

Exit mobile version