Site icon Jernih.co

Ken Setiawan: Apresiasi Densus Tangkap Terduga Teroris Banten di Berbagai Daerah

Mantan anggota NII itu menilai Densus) 88 Antiteror Polri menangkap mereka sebelum melakukan aksi terror atau tindakan preventif strike atau pencegahan keras

JERNIH- Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan mengapresiasi langkah Densus 88 menangkap tiga terduga teroris ditempat terpisah di wilayah Banten. Masing-masing terduga teroris ini ditangkap di Kabupaten Serang, Pandeglang, dan Lebak.

Salah satu lokasi penangkapan terduga teroris ada di Pondok Pesantren (Ponpes) Rehab Hati, Desa Baros, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten pada Jumat (13/8/2021) lalu. Tiga terduga teroris itu masih dalam pemeriksaan intensif.

Ken juga mengatakan jika salah satu diantara pelaku lolos dan sampai melakukan tindakan terorisme dengan bom misalnya saat pandemi corona, maka akan membuat negara tidak aman, cemas dan situasi tidak kondusif.

“Tanpa rasa aman, maka mustahil masyarakat dapat melakukan aktifitas dengan baik” kata Ken menambahkan.

Tindakan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap mereka sebelum melakukan aksi terror dinilai Ken sebagai tindakan preventif strike atau pencegahan keras karena pelaku gagal melakukan tindakan terorisme.

Selain di Banten, Tim Densus 88 sebelumnya juga menangkap belasan terduga teroris di berbagai wilayah di antaranya Kota Medan, Kota Binjai, Sumatera Utara (Sumut), Jambi hingga beberapa kabupaten Jawa Tengah (Jateng).

Sebelumnya Densus 88 melakukan penangkapan di tujuh wilayah di Jawa Tengah yakni di Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Purwokerto, Boyolali, Sragen, Sukoharjo dan Kota Pekalongan,

Di Semarang Densus 88 menangkap dua orang teroris yaitu FSF (45) di rumahnya di daerah Bukit Teratai, Sendangmulyo, Tembalang. Sedangkan DS (45) diamankan di daerah Wonolopo, Mijen, Kota Semarang.

Selanjutnya di Kabupaten Kendal, Densus membawa dua warga yakni BR warga Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Kendal Kota, dan NPH warga Kelurahan Bugangin, Kecamatan Kendal Kota. Istri NPH, Nur, mengungkap suaminya ditangkap pagi hari. Dia pun mengaku ditanya tentang keterlibatan suaminya dalam Jamaah Islamiyah.

Kemudian di Kota Pekalongan Densus menggelandang satu orang warga Kelurahan Jenggot, bernama MM yang diketahui sudah 6 tahun kontrak dan selalu datang ke acara warga meski sedikit tertutup pergaulannya.

Sedangkan di Sukoharjo, penangkapan dilakukan satu otang terduga teroris di Mranggen, Polokarto. Penangkapan tidak mendapat perlawanan.

Sementara di Sragen penangkapan dilakukan di Dukuh Jati, Desa Pilang, Kecamatan Masaran. Perangkat desa Pilang, Endro mengatakan warganya yang benama M itu kontrak sekitar 5 tahun dan bekerja menjual batik secara online dan mengajar di pondok.

Penangkapan berikutnya di Boyolali, di Desa Sambi, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali. Petugas sempat terlibat perkelahian dengan berinisial TE. Kades Sambi, Sukir mengatakan penangkapan dilakukan hari Kamis (12/8) malam di penjual martabak dekat rumah TE.

Adapun penangkapan terduga teroris Y di Purwokerto, dilakukan di Gang IV Kelurahan Kedung Wuluh, Kecamatan Purwokerto Barat. (tvl)

Exit mobile version