Saat Ahmed menyampaikan kesaksian saat menolong korban tewas runtuhan gedung yang diroket IDF, jamaah tercekat. Suasana mendadak hening karena Ahmed menyebutkan salah seorang korban tewas yang dia temukan, otaknya berhamburan ketika tubuhnya yang sudah membeku diangkat
Oleh : Akmal Nasery Basral*
JERNIH– Jika tentara menyita benda misterius demi alasan keamanan, itu masih masuk akal. Namanya juga misterius. Tetapi jika permen yang akan dibagikan kepada anak-anak disita, kejadian ini bisa membuat pendengar geleng-geleng kepala tak percaya.
Nyatanya, pengalaman musykil ini dialami pasangan pesohor Bebi Romeo-Meisya Siregar di kompleks Masjidil Aqsha.
“Kelakuan Tentara Isrewel!,” ujar Meisya gemas. “Kelihatan sekali mereka nggak ingin anak-anak Palestina gembira meski hanya permen yang kami berikan,” ungkap Meisya. Bebi sang suami menimpali, “Padahal sebelumnya, mereka (para tentara) baik sekali kepada kami sebagai pengunjung Al-Aqsha,” katanya dalam diskusi “Cerita dari Garis Depan Gaza” di Masjid Darussalam, Kota Wisata, Jumat 29 Maret 2024, yang disesaki jamaah. Termasuk saya, istri, dan anak bungsu kami yang sedang libur nasional Hari Jum’at Agung.
Diskusi berlangsung dari pukul 13.30 WIB sampai buka puasa bersama.
Sebagai pembuka diputar video perkembangan terbaru Perang Gaza—memasuki hari ke-175 hari ini—karya Sutradara Jastis Arimba (dwilogi “Hayya” dan “Jomblo Fi Sabilillah”). Usai pemutaran video yang mencekam dan dramatis, acara dilanjutkan dengan diskusi.
Pembicara sesi pertama adalah M.Z.M. Qaddoura (akademisi Palestina) dan Mohamed Al-Masri (jurnalis foto Gaza). Keduanya bicara dalam bahasa Arab dengan penerjemah Ustaz Biqodarin Hariri.
Sesi kedua menampilkan Jinan Ar Raqb—yang lebih dikenal sebagai Jinan Muslim—perempuan Gaza dan istri Muhammad Husein, aktivis kemanusiaan Indonesia di Gaza yang tayangan podcast-nya merupakan salah satu sumber informasi utama umat Indonesia dalam mengetahui kejadian di Gaza sejak perang pecah 7 Oktober 2023. Tayangan Husein memberikan sisi lain dari dominasi pemberitaan media-media Barat yang diwartakan ulang oleh jaringan media internasional.
Jinan tampil bersama dua remaja putri penyintas (survivor) Perang Gaza yang masih berumur 15 tahun dan 13 tahun. Sesi ini lebih menyentuh dibandingkan sesi pertama, karena lebih personal. Penyampaian juga dalam bahasa Arab dengan bantuan seorang penerjemah perempuan dari lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH). Sesi ini berlangsung sampai datangnya salat ashar sekaligus jeda diskusi.
Sesi ketiga setelah ashar menghadirkan pembicara utama Muhammad Husein Gaza dan seorang remaja putra penyintas genosida bernama Ahmed Al Reqeb (15). Diskusi dipandu oleh komika Abdur Arsyad yang mampu mencairkan suasana dengan celetukan-celetukannya yang kocak. Namun saat Ahmed menyampaikan kesaksian saat menolong korban tewas runtuhan gedung yang diroket IDF, jamaah tercekat. Suasana mendadak hening karena Ahmed menyebutkan salah seorang korban tewas yang dia temukan, otaknya berhamburan ketika tubuhnya yang sudah membeku diangkat. Ahmed sendiri sampai menyeka matanya yang basah.
Sesi penutup menghadirkan pasangan Bebi Romeo dan Meisya Siregar seperti diulas singkat di atas. Pengalaman keduanya mengalir lancar sampai acara selesai jelang buka puasa bersama.
SKEMA kali ini sengaja ditulis tak sepanjang biasanya, untuk memberikan kesempatan bagi yang ingin menonton rekaman diskusi pada kanal YouTube https://www.youtube.com/watch?v=ckeF_dEAThQ&t=135s untuk mendengarkan langsung penuturan para narasumber yang menjadi saksi mata.
Birruh, biddam, nafdika ya Aqsha! (بالروح بالدم نفديك يا أقصى) [ ]
Cibubur, 29 Maret 2024
*Penulis adalah penerima Anugerah Sastra Andalas 2022.