Site icon Jernih.co

Kiat BI Dalam Melayani Penukaran Uang Kecil

Sebanyak 5.066 kas keliling akan melayani penukaran uang kecil di seluruh Indonesia.

JERNIH-Setiap menjelang Lebaran selalu ditemukan layanan penukaran uang kecil di berbagai tempat yang dilakukan masyarakat dengan mengambil selisih nominal sebagai ongkos jasa. Kegiatan semacam itu tak menutup disisipi uang ilegal atau palsu.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bank Indonesia (BI) melakukan beberapa kegiatan dengan tujuan agar masyarakat tidak menjadi korban saat melakukan penukaran uang. 

Berikut hal-hal yang dilakukan oleh BI;

Pertama, BI mengadakan layanan penukaran uang keliling.

“Kita tidak bisa pungkiri adanya penjaja uang. Makanya kenapa kita membuka layanan (penukaran uang) head to head, di mana mereka ada disitu kita buka” kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

Kedua, BI mengimbau masyarakat untuk menukar uangnya di BI. Sebab, jumlahnya sudah pasti sama dan keaslian uangnya terjamin.

Pihak BI menyadari masyarakat ingin menukar uang dengan lebih cepat dan lebih mudah.

“Jawaban kita apa? Kita perbanyak kas keliling-keliling kita. Makanya tahun ini kita perbanyak, 5.066 titik di seluruh Indonesia. Itu meningkat 8% dari tahun lalu,”.

Menurut Hakim, fenomena penjajaan uang hanya terjadi di bulan Ramadhan dimana bulan Ramadan merupakan puncak pengedaran uang.

“Dalam siklus pengedaran uang, dalam satu tahun, itu periode Ramadhan itu merupakan puncak pengedaran uang yaitu rata-rata hampir 25% dalam satu tahun,”.

“Jadi Ramadan, Idul Fitri, Nataru (Natal dan Tahun Baru) itu puncak pengedaran uang tertinggi dalam setahun. Ramadan rata-rata 25%, Nataru 20%. Yang lain relatif rendah,” tambahnya.

Pada layanan tersebut, BI menyediakan uang dengan nominal pecahan Rp 1.000 sampai Rp 20.000. Hal tersebut berdasarkan evaluasi dimana umumnya masyarakat membutuhkan nominal kecil ketika Lebaran.

“Assessment kami, evaluasi kami, masyarakat-masyarakat itu umumnya membutuhkan pecahan kecil,” kata Hakim lebih lanjut. 

Sementara bagi mereka yang memebutuhkan pecahan besar dapat dilakukan di ATM atau langsung ke bank.

“Pecahan besar perlu nggak? Ya. Tetapi untuk masyarakat, yang keliling-keliling ini masih pecahan kecil. Yang (pecahan) besar gimana? Langsung (tukar) ke bank,”.

Ia menambahkan, penukaran uang tertinggi berada di wilayah DKI Jakarta. Dari total Rp 195 triliun dana yang disiapkan untuk penukaran uang, sekitar 61% penukaran uang dilakukan di Pulau Jawa. Dari 61%, sekitar 26% dilakukan di Jabodebek dan sisanya dilakukan di luar Jabodebek. (tvl)

Exit mobile version