Site icon Jernih.co

NATO Putuskan Kirim Pasukan dan Senjata di Perbatasan Ukraina

Bagi NATO, Ukraina adalah mitra dekat tetapi bukan anggota sehingga NATO tak akan melancarkan aksi militer apa pun untuk mendukung Ukraina.

JERNIH-Setelah berkali-kali hanya mengecam invasi Rusia ke Ukraina, akhirnya Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO menyatakan akan mengirim pasukan ke Ukraina.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, jika NATO memutuskan untuk mengerahkan ribuan pasukan siap tempur ke Ukraina. Selain itu NATO akan mengirim senjata ke Ukraina termasuk pertahanan udara setelah serangan Rusia.

“Sekutu sangat berkomitmen untuk terus memberikan dukungan. Kami sekarang mengerahkan pasukan respons NATO untuk pertama kalinya dalam konteks pertahanan kolektif,” katanya, seperti dilaporkan Associated Press, beberapa hari lalu.

Stoltenberg bahkan menuduh Rusia berusaha menggulingkan pemerintah Ukraina.

“Kami melihat retorika, pesan-pesan, yang sangat menunjukkan bahwa tujuannya adalah untuk menghapus pemerintah yang terpilih secara demokratis di Kiev,” katanya dalam konferensi pers setelah pertemuan virtual para pemimpin NATO.

NATO, kata Stoltenberg, mengerahkan elemen pasukan respons cepatnya yang terdiri dari pasukan darat, udara, maritim dan operasi khusus di wilayah sekutu.

Sementara terkait pengiriman senjata untuk Ukraina, beberapa dari 30 anggota NATO telah mengumumkan jenis senjata yang akan disuplai ke Ukraina, namun ia tak merinci secara spesifik.

“Tidak boleh ada ruang untuk salah perhitungan atau kesalahpahaman. Kami akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan setiap sekutu, dan setiap inci wilayah NATO.”

Jumlah pasukan respons NATO 40.000 tentara, namun untuk masalah Ukraina ini, NATO tidak akan mengerahkan semuanya

Meski memasok senjata, amunisi dan peralatan pendukung lainnya ke Ukraina namun NATO sebagai organisasi tidak akan melancarkan aksi militer untuk mendukung Ukraina yang bukan anggota NATO. Pasokan senjata tersebut berasal dari beberapa negara dari 30 negara anggota NATO. Bagi NATO, Ukraina adalah mitra dekat.

Keputusan NATO tersebut muncul setelah anggota NATO, ketika Estonia, Latvia, Lituania dan Polandia, meminta konsultasi langka berdasarkan Pasal 4 perjanjian pendiri NATO, yang dapat diluncurkan ketika “integritas teritorial, kemerdekaan politik atau keamanan salah satu pihak (NATO) terancam.”

“Kami akan terus mengambil semua tindakan dan keputusan yang diperlukan untuk memastikan keamanan dan pertahanan semua sekutu,” kata para pemimpin dalam sebuah pernyataan. “Kami akan melakukan semua pengerahan yang diperlukan untuk memastikan pencegahan dan pertahanan yang kuat dan kredibel di seluruh aliansi, sekarang dan di masa depan.”

Beberapa hari ini ribuan warga Ukraina mulai meninggalkan negaranya menuju negara-negara tetangga mereka. Mayoritas mereka yang mengungsia adalah wanita dan anak-anak sebab para pria berusia wajib militer Ukraina dilarang meninggalkan negara itu. (tvl)

Exit mobile version