Hingga saat ini varian Omicron telah terdeteksi di sekitar 40 negara dan kemungkinan akan terus bertambah negara yang disambangi varian Omicron.
JERNIH-Corona varian Omicron telah sampai di Amerika Serikat (AS), Gubernur Maryland, Larry Hogan, mengumumkan ditemukannya tiga kasus pertama varian Omicron di wilayahnya. Namun ketiganya tidak menjalani perawatan di rumah sakit.
Demikian juga di New Jersey, kehadiran Omicron telah terpantau melalui seorang perempuan yang baru saja bepergian ke negara bagian Georgia. Menurut Gubernur New Jersey, Phil Murphy, kasus ini merupakan kasus varian Omicron pertama di negara bagiannya. Murphy menambahkan jika perempuan yang terinfeksi vrian Omicron diketahui sudah divaksinasi penuh.
Varian Omicron juga telah sampai di Pennsylvania, seorang pria berusia 30-an tahun dikabarkan juga positif varian Omicron.
Dekan Sekolah Kesehatan Umum pada Brown University, Dr Ashish Jha, mengkhawatirkan akan terjadinya lonjakan yang nantinya membebani rumah sakit di AS. Sementara saat ini rumah-rumah sakit di AS tengah berjuang menghadapi beban kasus yang tinggi dan staf-staf yang kelelahan
“Saya khawatir dengan sistem perawatan kesehatan kita dalam beberapa pekan dan beberapa bulan ke depan. Saya tidak tahu seberapa banyak lagi yang bisa ditangani,” ucapnya.
sebelumnya, mantan komisioner otoritas obat-obatan dan makanan AS, FDA, Dr Scott Gottlieb, menyebut yakni mereka yang telah menjalani vaksinasi kemungkinan akan terlindung dengan lebih baik dari varian Omicron.
Hingga saat ini varian Omicron telah terdeteksi di sekitar 40 negara dan kemungkinan akan terus bertambah negara yang disambangi varian Omicron.
Di AS, kasus Corona varian omicron terdeteksi di sejumlah negara bagian diantaranya ditemukan California, Colorado, Hawaii, Minnesota, New York, New Jersey, Maryland, Missouri, Nebraska, Utah, Pennsylvania,
CDC akan terus memantau dugaan kasus varian Omicron di beberapa negara bagian lainnya.
Hingga saat ini total komulatif kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Amerika Serikat telah melampaui 48,9 juta dengan jumlah kematian melebihi 787.000 pada hari Jumat, menurut data terbaru yang dirilis oleh Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns Hopkins. (tvl)