Ke empat produk tersebut banyak ditemukan di lapak online. Sehingga BPOM RI meminta Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) untuk ikut mengawasi peredaran dan promosi produk kosmetik di media online
JERNIH-Sebanyak empat produk kosmetik dicabut izin edarnya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI karena tidak sesuai ketentuan peredaran, termasuk di antaranya adanya iklan mengandung unsur erotisme
“Keempat produk kosmetik tersebut tidak memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku karena visual iklan yang ditampilkan jelas menyimpang dari tujuan dan kegunaan atau kemanfaatan kosmetik,” kata Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM RI, Mohamad Kashuri, dalam siaran pers pada Kamis (14/3/2024) di Jakarta.
Adapun izin edar kosmetik yang dicabut berdasarkan pemantauan hingga Januari 2024 meliputi:
-Potens Special Gel for Man (nomor notifikasi NA18230104521, pemilik nomor notifikasi Botryo Herba Bioteknologi);
-Hanimun Gentle Gel (nomor notifikasi NA18210112280, pemilik nomor notifikasi Tritunggal Sinarjaya;
–Cocomaxx Gel Massage Gel (nomor notifikasi NA 18210102363, pemilik nomor notifikasi Tritunggal Sinarjaya);
-Geltama Gentle Gel (nomor notifikasi NA 18230100410, pemilik nomor notifikasi Tritunggal Sinarjaya).
Ke empat produk tersebut banyak ditemukan di lapak online. Sehingga BPOM RI meminta Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) untuk ikut mengawasi peredaran dan promosi produk kosmetik di media online.
BPOM juga meminta masyarakat untuk berhati-hati dan lebih cerdas dalam memilih kosmetik. BPOM RI mengingatkan agar tidak mudah percaya pada promosi berlebihan, menyesatkan, dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Selalu ingat Cek KLIK (Cek Kemasan, Label, Izin edar, dan kedaluwarsa. Pastikan memilih produk dengan Kemasan dalam kondisi baik, baca seluruh informasi pada Labelnya dan juga perhatikan jenis produknya, pastikan ada Izin edar dari BPOM, dan pastikan tidak melewati masa kedaluwarsa,” pesan BPOM RI.
Saat ini link penjualan kosmetik terjadi yang sudah dicabut izin edarnya diharapkan segera di-takedown dari seluruh e-commerce. (tvl)