Siapa saja berpotensi terkena cacar monyet, kelompok yang paling rentan tertular cacar monyet adalah kelompok gay dan biseksual.
JERNIH-Cacar monyet berawal menjadi penyakit endemik di daerah Afrika Tengah dan Barat. Penyakit ini atau yang biasa disebut monkeypox adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus langka dari hewan (virus zoonosis).
Belakangan ini cacar monyet mendapat perhatian ekstra baik dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun dari kementeria kesehatan lantaran jumlah pasien yang terjangkiti kian hari kian banyak.
WHO) melaporkan hingga 21 Mei 2022, terdapat 92 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi di negara non-endemi dan 28 kasus masih diselidiki. Banyak negara mulai waspada penyakit tersebut karena relatif mudah menular antar manusia.
Lalu, siapa saja yang berisiko terkena cacar monyet?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengingatkan bahwa tanpa pandang bulu siapa saja tanpa terkecuali berpotensi terkena cacar monyet. Namun, diantara semua itu ada kelompok tertentu yang memiliki peluang lebih besar untuk terpapar.
baca juga: Berikut Cara dan Sumber Penularan Cacar Monyet
Dokter John Brooks, kepala petugas medis untuk Divisi Pencegahan HIV-AIDS CDC, beberapa waktu lalu menyebut, kelompok yang paling rentan tertular cacar monyet adalah kelompok gay dan biseksual.
“Beberapa kelompok mungkin memiliki peluang lebih besar untuk terpapar saat ini, tetapi tidak berarti risiko terkena cacar monyet saat ini secara eksklusif hanya untuk komunitas gay dan biseksual di AS,” kata Brooks dilansir CNN, beberapa waktu lalu.
“Siapa pun dapat terkena dan menyebarkan infeksi cacar monyet, tetapi banyak dari mereka yang terkena wabah global saat ini yang diidentifikasi sebagai gay dan biseksual,” kata Brook lebih lanjut.
baca juga: Cacar Monyet Kini Sudah Menyebar ke 20 Negara Ini
Brooks juga mengungkapkan jika pada beberapa kasus, cacar monyet dapat muncul pada bagian dubur dan genital yang membuatnya terlihat seperti Penyakit Menular Seksual (PMS).
“Dalam beberapa kasus, telah menghasilkan luka dubur atau genital yang terlihat seperti penyakit lain seperti herpes atau cacar air atau sifilis,”.
Namun, dalam pernyataan resminya, WHO menyebut siapapun yang terlibat kontak erat punya risiko tinggi dapat tertular.
“Termasuk tenaga kesehatan, anggota keluarga, dan pasangan seksual,” tulis WHO.
WHO mengingatkan untuk menghindari stigma pada kelompok tertentu sebagai penyebab penularan cacar monyet
“Menstigma sekelompok orang karena penyakit tidak pernah bisa diterima. Ini bisa menjadi hambatan untuk mengatasi wabah karena membuat orang tidak mencari perawatan, dan memicu persebaran yang tidak terdeteksi,” .
Dilansir hellosehat.com, monyet merupakan inang utama dari virus monkeypox. Oleh sebab itu, penyakit ini disebut dengan cacar monyet.
Cacar monyet bukan penyakit menular seksual, namun bisa menyebar melalui kontak intim seperti berhubungan seks saat seseorang memiliki ruam aktif atau terinfeksi.
Penyakit ini menular melalui sentuhan dan kontak erat dengan orang atau hewan yang terinfeksi. Virus biasanya masuk melalui kulit yang rusak, saluran napas, dan selaput lendir. (tvl)