Site icon Jernih.co

Kenali Covid Varian XBB, Ini Gejalanya

Subvarian Omicron itu memiliki sejumlah gejala yang ditemukan pada pasien. Menurut para ahli, gejala yang disebabkan oleh XBB cenderung ringan, yakni mulai dari batuk, pilek, dan demam.

JERNIH-Hampir semua negara menyatakan siaga atas kehadiran Covid-19 varian XBB. Varian ini telah ditemukan di sejumlah negara dan disebut jadi penyebab terjadinya lonjakan angka kasus Covid-19 sebagaimana terjadi di Singapura.

Sifatnya yang mudah menular menyebabkan varian ini gampang menyerang siapa saja terutama yang kadar imunitasnya rendah.

Kasus Covid-19 varian XBB pertama kali di Indonesia terdeteksi pada seorang perempuan yang baru kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.

baca juga: Mengapa Covid Varian XBB Harus Kita Waspadai?

“Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober” kata Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan RI M. Syahril.

Subvarian Omicron itu memiliki sejumlah gejala yang ditemukan pada pasien. Menurut para ahli, gejala yang disebabkan oleh XBB cenderung ringan, yakni mulai dari batuk, pilek, dan demam.

Dalam catatan Center for Disease Control and Prevention (CDC), badan di Amerika Serikat yang menangani pandemi, menyebut jika secara umum gejala varian ini mirip seperti gejala Covid-19. Berikut 10 gejala Omicron XBB dikutip dari situs CDC:

  1. Demam atau menggigil
  2. Batuk
  3. Sesak napas atau napas singkat
  4. Badan lemas dan mudah lelah
  5. Nyeri otot dan tubuh
  6. Sakit kepala
  7. Kehilangan indera perasa atau penciuman
  8. Sakit tenggorokan
  9. Pilek atau hidung tersumbat
  10. Mual atau muntah
  11. Diare

Departemen Kesehatan Fillipina beberapa waktu lalu mengkonfirmasi jika varian XBB dan XBC tidak terdeteksi oleh pengujian antigen.

Deteksi virus varian XBB hanya bisa dilakukan dengan pengurutan genom dan menggunakan sampel yang dikumpulkan dari tes RT-PCR.

Kasus Covid-19 subvarian Omicron XBB dilaporkan telah meningkat jumlahnya secara signifikan di Kanada, Inggris, AS, Australia, dan Denmark. Demikian juga di beberapa negara Asia, seperti Singapura, Bangladesh, India, dan Jepang.

Exit mobile version