Site icon Jernih.co

Lima Wilayah Ini Banyak Beredar Kosmetik Berbahaya

Ada lima wilayah dengan pelanggaran peredaran produk kosmetik mengandung bahan yang dilarang dalam jumlah besar, yakni Pekanbaru, Surabaya, Kabupaten Bungo, Tarakan, Samarinda.

JERNIH-Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) RI memastikan beberapa klinik kecantikan mengedarkan produk yang tidak sesuai ketentuan. Hal tersebut disampaikan BPOM setelah melakukan pengawasan selama beberapa waktu.

“Tahun 2024 ini kita mencoba untuk meng-cluster (pengawasan kosmetik) secara berkala dan fokus supaya intervensinya juga baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kami sampaikan hasil intensifikasi pengawasan pada klinik kecantikan,” kata Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, Mohamad Kashuri saat ditemui di kantor BPOM, beberapa hari lalu.

Intensifikasi pengawasan pada klinik kecantikan ini dilakukan secara serentak selama 5 hari, yaitu pada tanggal 19 hingga 23 Februari 2024, dilakukan oleh 76 unit pelaksana teknis (UPT) BPOM dan dilaksanakan di seluruh Indonesia.

“Pengawasan yang kami lakukan tetap berkala tiap bulan, tapi yang kami sampaikan saat ini adalah potret dari hasil pengawasan serentak di seluruh Indonesia terhadap sarana klinik kecantikan. Dari 731 sarana klinik kecantikan yang diperiksa, hasilnya 239 sarana (33 persen) tidak memenuhi ketentuan,” kata Mohamad Kashuri.

Dari hasil pengawasan tersebut ditemukan berbagai produk kosmetik yang mengandung bahan dilarang, meliputi skincare beretiket biru yang tidak sesuai ketentuan, kosmetik tanpa izin edar, kedaluwarsa, dan produk injeksi untuk tujuan memelihara kecantikan.

Pelanggaran yang ditemukan pada klinik kecantikan tersebut antara lain berupa kosmetik mengandung bahan dilarang (5.937 pcs), skincare beretiket biru yang tidak sesuai ketentuan (2.475 pcs), kosmetik tanpa izin edar (37.998 pcs), kosmetik kedaluwarsa (5.277 pcs), dan produk injeksi kecantikan (104 pcs).

Dari hasil pengawasan tersebut, diketahui ada lima wilayah dengan pelanggaran peredaran produk kosmetik mengandung bahan yang dilarang dalam jumlah besar, yakni;

Berdasarkan temuan tersebut, lanjut Kashuri, pihaknya akan menindaklanjuti dengan perintah penarikan dan pemusnahan produk dan memberi sanksi administratif berupa peringatan kepada klinik kecantikan, sampai pencabutan izin edar produk. Dengan catatan apabila nantinya ditemukan pelanggaran berulang, maka dapat dilanjutkan ke proses pro-justitia.

Total temuan produk yang diawasi dalam kegiatan tersebut sejumlah 51.791 pcs dengan nilai keekonomian mencapai Rp2,8 miliar. (tvl)

Exit mobile version