Site icon Jernih.co

Muncul Virus Corona Baru NeoCov, Lebih Mengancam Jiwa?

Virus yang disebut NeoCov ini diyakini memiliki tingkat kematian dan penularan yang tinggi, menurut kantor berita Rusia Sputnik. Namun, penelitian tentang hal ini saat sedang berlangsung.

JERNIH – Gelombang varian Omicron Covid-19 masih menggila di sejumlah negara. Kini muncul kekhawatiran baru yakni NeoCov yang diyakini memiliki tingkat kematian dan penularan yang tinggi.

Para ilmuwan di Wuhan dilaporkan telah menemukan jenis virus baru pada kelelawar di Afrika Selatan. Virus yang disebut NeoCov ini diyakini memiliki tingkat kematian dan penularan yang tinggi, menurut kantor berita Rusia Sputnik. Namun, penelitian tentang hal ini saat sedang berlangsung.

Apa itu virus NeoCov ini?

Istilah NeoCov merupakan singkatan dari new coronavirus. Namun masih belum terbukti virus ini sebagai varian dari SARs-Cov-2. Virus NeoCov ditemukan pada kelelawar di Afrika Selatan dan berkerabat dekat dengan virus MERS. MERS adalah singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome.

Virus ini merupakan bagian dari makalah penelitian yang ditulis oleh para ilmuwan di Wuhan, yang merupakan pusat pandemi. Makalah penelitian belum ditinjau oleh rekan sejawat dan lebih banyak penelitian dan penilaian diperlukan sebelum membangun bukti nyata tentang virus yang ditularkan ke manusia.

Apa itu MERS?

MERS atau Middle East Respiratory Syndrome adalah penyakit virus pernapasan yang menginjakkan kaki di dunia pada tahun 2012. Virus ini bersifat zoonosis, artinya berpindah dari hewan ke manusia melalui kontak langsung maupun tidak langsung. MERS-CoV telah diidentifikasi pada dromedari di beberapa negara di Timur Tengah, Afrika dan Asia Selatan. Secara total, 27 negara telah melaporkan kasus sejak 2012, menyebabkan 858 kematian yang diketahui karena infeksi dan komplikasi terkait.

Gejala utama MERS termasuk demam, batuk dan sesak napas. MERS ditularkan ke manusia dari unta dromedaris yang terinfeksi. Penularan dari manusia ke manusia adalah mungkin dan beberapa penularan dilaporkan pada anggota keluarga yang sama, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hubungan antara MERS dan SARs-Cov-2

NeoCov atau coronavirus baru telah ditemukan pada kelelawar di Afrika Selatan dan telah ditemukan terkait erat dengan MERS. Namun, virus baru yang terkait erat dengan MERS bukanlah SARs-Cov-2. Karena hubungannya yang erat dengan MERS, diyakini sangat menular dan fatal. Selain itu, hubungannya dengan para ilmuwan di Wuhan juga mengarah pada asosiasi yang tidak diminta dengan virus corona.

Haruskah Anda khawatir?

“Virus corona sering ditemukan pada hewan, termasuk pada kelelawar yang telah diidentifikasi sebagai reservoir alami dari banyak virus ini,” kata WHO. Setiap klaim yang dibuat saat ini, mengenai virus yang menyerang manusia ini, tidak didukung oleh bukti yang cukup dan perlu penelitian ekstensif.

“Apakah virus yang terdeteksi dalam penelitian ini akan menimbulkan risiko bagi manusia akan memerlukan penelitian lebih lanjut,” WHO mengatakan kepada kantor berita Rusia TASS.

Sekarang penelitian tentang NeoCov telah dimulai, perlu lebih banyak pengembangan sebelum memulai sesuatu sebagai fakta konkret. Asosiasi virus dengan virus MERS telah menyebabkan banyak rumor, terutama tentang kematiannya, karena virus ini diyakini membunuh satu dari setiap tiga orang yang terinfeksi.

Namun, bukti transfer dari hewan ke manusia belum ditemukan. Spekulasi mengenai hal yang sama telah menyebabkannya dicap sebagai virus yang sangat berbahaya tetapi hanya jika ditransfer ke manusia, yang akan membutuhkan mutasi. [TimesofIndia]

Exit mobile version