Anugerah dan bencana terpatri dalam DNA manusia. Kemanusiaan sering menemukan dirinya tiba-tiba berada di tepi jurang. Sebegitu jauh, Homo sapiens telah berjuang dan menang, sebab manusia tak pernah berhenti bergerak.
Oleh : Yudi Latif
JERNIH—“A Short History of Humanity” karya Johannes Krause dan Thomas Trappe, sebuah buku epik yang menampilkan drama perjalanan hidup umat manusia dalam ratusan ribu tahun. Perjalanan heroik yang ditandai patah tumbuh, hilang berganti. Silih berganti antara yang laju dan yang layu; yang terus bergerak melalui gelombang migrasi dan yang punah melalui gelombang pandemi.
Migrasi merupakan bagian dari daya survival, membantu manusia menciptakan hampir segala hal: dari bahasa dan patriarki, hingga cinta dan hewan peliharaan. Pandemi merupakan ujian tragis kemanusiaan yang kerap terpaut dengan gelombang migrasi, sebagai ikhtiar manusia mencari keseimbangan baru.
Anugerah dan bencana terpatri dalam DNA manusia. Kemanusiaan sering menemukan dirinya tiba-tiba berada di tepi jurang. Sebegitu jauh, Homo sapiens telah berjuang dan menang, sebab manusia tak pernah berhenti bergerak.
Terima kasih, buku ini telah menemani hening malam, udara dingin Bukittinggi. Sebuah perjalanan jauh pertama setelah disrupsi pandemi covid-19. Bagaimana pun, hidup harus terus bergerak, karena pergerakan itulah yang membuat kita ada. [ ]