Biaya konstruksi KCJB, yang mencapai Rp 79 triliun atau sekitar US$ 5,2 miliar, menjadikannya salah satu proyek infrastruktur terbesar di Indonesia. Menurut The Jakarta Post, biaya per kilometer KCJB adalah US$ 52 juta, lebih tinggi dari biaya pembangunan kereta cepat di negara lain seperti Cina dan Prancis. Pemerintah Indonesia mengambil utang sebesar Rp 79 triliun dari Cina untuk pembiayaan proyek ini, yang akan dicicil selama 30 tahun
Oleh : Rahmat Mulyana*
JERNIH– Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), yang telah beroperasi sejak Oktober 2023, merupakan tonggak signifikan dalam perkembangan infrastruktur transportasi di Indonesia. Namun, proyek ini juga membawa tantangan fiskal dan dampak sosial yang perlu dianalisis dengan mendalam.
Biaya konstruksi dan beban utang
Biaya konstruksi KCJB, yang mencapai Rp 79 triliun atau sekitar US$ 5,2 miliar, menjadikannya salah satu proyek infrastruktur terbesar di Indonesia. Menurut The Jakarta Post, biaya per kilometer KCJB adalah US$ 52 juta, lebih tinggi dari biaya pembangunan kereta cepat di negara lain seperti Cina dan Prancis. Pemerintah Indonesia mengambil utang sebesar Rp 79 triliun dari Cina untuk pembiayaan proyek ini, yang akan dicicil selama 30 tahun dengan cicilan bulanan yang diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah.
Pembangunan kereta cepat di berbagai negara
Pembangunan kereta cepat telah menjadi fokus banyak negara di seluruh dunia. Negara-negara seperti Cina, Jepang, Prancis, dan Jerman telah berhasil mengembangkan jaringan kereta cepat yang efisien dan menguntungkan. Mereka telah menginvestasikan secara besar-besaran dalam infrastruktur transportasi ini sebagai langkah untuk meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Contohnya, Cina telah membangun jaringan kereta cepat terluas di dunia dengan biaya yang relatif efisien. Mereka telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa proyek-proyek kereta cepat mereka dapat menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi biaya pembangunannya.
Dampak pada APBN dan defisit operasional
Beban cicilan bulanan ini memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terutama karena KCJB diperkirakan akan mengalami defisit operasional dalam beberapa tahun pertama. PT KCIC memproyeksikan kerugian KCJB pada tahun pertama mencapai Rp 3,15 triliun, dan kerugian di tahun-tahun berikutnya diperkirakan tidak jauh berbeda. Selain cicilan bulanan, pemerintah juga harus menutupi defisit operasional ini, menambah beban keuangan negara.
Penetapan tarif dan kebijakan subsidi
Tarif tiket KCJB ditetapkan pada level yang terjangkau (Rp 350.000 untuk kelas bisnis dan Rp 200.000 untuk kelas ekonomi), yang tidak sebanding dengan biaya konstruksi tinggi. Keputusan ini menimbulkan defisit yang lebih besar dan memerlukan subsidi dari APBN untuk menutupi kerugian operasional.
Pengaruh terhadap anggaran pendidikan dan pajak
Untuk menutupi defisit KCJB, pemerintah berencana memangkas anggaran pendidikan sebesar 2,7 persen dari tahun sebelumnya. Pemotongan anggaran pendidikan ini menuai protes karena dianggap akan menghambat pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Selain itu, pemerintah juga berencana menaikkan pajak sepeda motor dan pajak hiburan, yang akan berdampak pada masyarakat menengah ke bawah.
Dampak pada perguruan tinggi dan pinjaman online (Pinjol)
Pengurangan anggaran pendidikan dalam APBN telah membuat berbagai perguruan tinggi di Indonesia berjuang untuk menjaga kualitas pendidikan. Dalam upaya untuk mendapatkan dana tambahan, banyak perguruan tinggi telah menjalin kemitraan dengan perusahaan pinjaman online (Pinjol) untuk memberikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.
Namun, ini juga telah menimbulkan keprihatinan karena dapat meningkatkan risiko keuangan bagi mahasiswa. Para mahasiswa yang terjerat pinjaman online mungkin akan menghadapi tekanan finansial yang lebih besar setelah lulus, terutama jika tingkat pengangguran masih tinggi di negara ini. Dampak dari kerja sama antara perguruan tinggi dan Pinjol ini memerlukan perhatian lebih lanjut dalam memastikan perlindungan dan kesejahteraan mahasiswa.
Analisis kebijakan dan dampak sosial
Kebijakan pemangkasan anggaran pendidikan dan kenaikan pajak sepeda motor serta pajak hiburan menunjukkan prioritas pemerintah pada pembangunan infrastruktur fisik daripada pembangunan sumber daya manusia. Ini dapat menghambat pembangunan Indonesia secara jangka panjang. Kenaikan pajak, khususnya pada sepeda motor, juga memberatkan masyarakat menengah ke bawah yang sangat bergantung pada kendaraan ini sebagai transportasi utama.
Tinjauan keseluruhan
Proyek KCJB menghadapi tantangan fiskal yang signifikan dan dampak sosial yang perlu mendapat perhatian serius. Dengan biaya konstruksi yang tinggi, defisit operasional, dan dampak pengurangan anggaran pendidikan, pemerintah harus mempertimbangkan kembali kelayakan proyek ini.
Penting untuk mencari solusi yang lebih seimbang antara pembangunan infrastruktur dan investasi dalam sumber daya manusia untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Selain itu, kerja sama antara perguruan tinggi dan Pinjol juga perlu diawasi dengan cermat untuk melindungi mahasiswa dari risiko finansial yang berlebihan. [dsy]
* Dr. Ir. Rahmat Mulyana, MM, pengajar pada Institut Tazkia
*Referensi:*
1. The Jakarta Post. (2023). [Jakarta-Bandung High-Speed Railway on Track to Start Operations](https://www.thejakartapost.com/news/2023/09/05/jakarta-bandung-high-speed-railway-on-track-to-start-operations.html).
2. BBC News Indonesia. (2023). [Jakarta-Bandung High-Speed Train Starts Operation, Fares Start at Rp 200,000] (https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-62257374).
3. Suara.com. (2023). [Government Plans to Cut Education Budget by 2.7 Percent](https://www.suara.com/news/2023/09/09/134623/government-plans-to-cut-education-budget-by-27-percent).
4. The Jakarta Post. (2023). [Tax on Motorcycles and Entertainment to Increase Next Year](https://www.thejakartapost.com/news/2023/09/07/tax-on-motorcycles-and-entertainment-to-increase-next-year.html).
5. Tribunnews. (2023). [Cooperation between Universities and Fintech Threatens Students](https://www.tribunnews.com/bisnis/2023/09/09/cooperation-between-universities-and-fintech-threatens-students).
6. Widyastuti, I. N. (2021). Success Factors of the Asia And Europe High-Speed Rail: Lesson Learned For Indonesia as the Massive Strategy Services. SSRN Electronic Journal, 13(4), 2075-2085. doi:10.2139/ssrn.3729649.
7. Data Biaya Proyek KCJB dan Proyek Kereta Cepat di Berbagai Negara. Sumber: https://www.thejakartapost.com/news/2023/09/05/jakarta-bandung-high-speed-railway-on-track-to-start-operations.html