Hari ini, 5 Januari 2020, adalah hari ke 25 saya dirawat di RS Hasan Sadikin. Baru kemaren bisa dzikir subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illallah, Allahu akbar 111 kali, 333 kali dan mencapai titik 1111 kali.
Oleh : Riyan Sumindar
JERNIH– Pada dasarnya, virus Covid-19 ini ada dan eksis. Jangan pernah percaya, bahwa eksistensi virus Covid-19 ini bagian dari teori konspirasi apa pun.
Virus ini pada fase awal menyerang rongga mulut sampai kerongkongan, yang perlu dilakukan cukup dengan mengalirkan uap air panas, dihirup banyak-banyak. Fase berikutnya baru menyerang saluran pernafasan dan paru-paru.
Di awal diagnosis, saya mendatangi IGD RS Santo Yusuf di Bandung, diagnosisnya adalah bronchitis, padahal saya tidak aktif merokok. Sebelumnya, hari Senin, 7 Desember 2020 saya melakukan tes swab di Apotek Kimia Farma di Jalan Diponegoro Bandung.
Menurut saya ini telat, seharusnya ketika tiga minggu sebelum ini saya sudah melakukan tes swab, setelah saya pulang dari Papua. Diduga saya terpapar virus ini di dalam pesawat dalam perjalanan Jayapura-Jakarta, transit di Makassar. Dan hasil swabnya baru diterima dari Apotek Kimia Farma hari Jumat sore, tanggal 11 Desember 2020, dan dinyatakan positif, CT 21.
Pada tanggal 12 Desember 2020, saya dirawat di RS Hasan Sadikin, Bandung. Tiga hari pertama, itu masa sulit, sesak nafas, awalnya diberikan alat bantu nafas selang, beralih ke masker oksigen. Setiap hari diukur suhu badan, saturasi oksigen alias persentase O2, dan tekanan darah.
Sampai dengan hari keempat tanggal 15 Desember 2020, baru timbul kesadaran penuh, saya bisa mengontrol apa yang ada dalam tubuh saya. Saya kembali pada titik kesadaran penuh. Alhamdulillah.
Pada saat ini dzikir saya hanya Allah Allah Allah sebagaimana diajarkan sahabat saya Mas Rohadjie Tri. Nafas sesak.
Pada tanggal 18 Desember 2020 pindah ke ruangan HCU untuk mendapatkan perawatan khusus, terutama saturasi oksigen, pada saat awal saturasi oksigen 90 persen, jantung 86, ukuran nafas 14, dibantu mesin oksigen mulai dari 100 persen, kemudian dikurangi menjadi 80 persen, kemudian menjadi 60 persen sampai akhirnya 20 persen. Rata-rata saturasi mencapai 97 persen.
Di HCU jam 5.30 pagi adalah jadwal ambil darah. Sampai pada akhirnya dukungan mesin oksigen diganti dengan masker oksigen, dengan kapasitas 13 liter/menit, dikurangi menjadi 8 liter/menit, bahkan 6 liter/menit.
Pada 2 Januari 2021, dari HCU pindah ke ruangan biasa, ada lima orang lainnya di ruangan tersebut. Hari ini, 5 Januari 2020, adalah hari ke 25 saya dirawat di RS Hasan Sadikin. Baru kemaren bisa dzikir subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illallah, Allahu akbar 111 kali, 333 kali dan mencapai titik 1111 kali.
Bagi saya ini pencapaian luar biasa, insya Allah setiap hari diupayakan 1111 kali membaca dzikir subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illallah, Allahu akbar. Ditambah ya hayyun ya qayyum ya mutakabbir ya dzal jalali wal ikram, seikhlasnya.
Seluruh tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan prima atas semua pasien terinfeksi Covid-19, sangat luar biasa.
Para tenaga kesehatan bekerja dengan ketulusan, dedikasi, senyum, ramah, membantu walau urusan yang sederhana, misalnya: menyediakan air hangat, tiap pagi badan diseka dibersihkan, ganti baju dan sarung, juga seprai semuanya diganti setiap pagi dan melayani 24 jam, tentu dengan sistem shift. Ada satu hari libur setelah dinas malam.
Semoga para tenaga kesehatan di seluruh wilayah kerja RS Hasan Sadikin Bandung pantas disetarakan untuk kelas Internasional ke depannya.
Mudah-mudah hasil tes swab berikutnya bisa negatif. Sebelumnya sudah lima kali tes swab masih positif. Hasil rontgen sudah ada kemajuan, paru-paru membaik.
Kepada Bapak dr. Agus Rahadian mantan Sesdirjen Yankes-Kemenkes dan Ibu dr Nina, dirut RS Hasan Sadikin, Bandung, terima kasih atas bantuan yang tidak terhingga. Saya juga mengapresiasi para tenaga kesehatan, khususnya di wilayah kerja RS Hasan Sadikin, Bandung, yang sangat ramah, profesional, cepat tanggap, tulus, ikhlas dan ridha. Kami para pasien yang terinfeksi Covid-19 sangat berterima kasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah membalas dengan banyak kebaikan. Semoga pula tetap sehat, semoga Allah meridhai para tenaga kesehatan, seluruh pegawai, perawat, analis, ahli gizi, termasuk para dokter di lingkungan RS Hasan Sadikin Bandung.
Semoga Allah meridhai setiap langkah dan tarikan nafas kita semua. Aamiin. [ ]